Indonesia, dengan keberagaman yang kaya, membutuhkan generasi penerus yang mampu
hidup berdampingan secara harmonis. Salah satu kunci untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menanamkan nilai toleransi sejak dini. Masa kanak-kanak, seperti yang ditekankan oleh psikolog perkembangan, Erik Erikson, adalah periode yang sangat krusial dalam pembentukan kepribadian.
Penelitian yang dilakukan oleh Zaini (2010) juga mendukung pandangan ini, di
mana ia menyatakan bahwa masa kanak-kanak adalah “masa-masa keemasan yang tidak
pernah terulang kembali”. Pada periode ini, anak-anak sangat terbuka terhadap pengaruh dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, menanamkan nilai toleransi sejak dini merupakan investasi yang sangat penting untuk masa depan bangsa.
Mengapa Toleransi Penting Sejak Dini?
Penelitian yang dilakukan oleh Elis Teti Rusmiati (2023) menunjukkan bahwa anak-anak yang diajarkan toleransi sejak dini cenderung memiliki empati yang lebih tinggi dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial yang beragam. Hal ini sejalan dengan temuan Zaini (2010) yang menyatakan bahwa pengalaman berinteraksi dengan teman sebaya dari latar
belakang yang berbeda dapat meningkatkan pemahaman anak tentang keberagaman dan
mengurangi prasangka.
Bagaimana Menanamkan Nilai Toleransi?
Ada beberapa cara efektif untuk menanamkan nilai toleransi pada anak:
- Pembiasaan: Libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari yang menumbuhkan rasa
saling menghormati, seperti berbagi mainan atau tugas. - Contoh yang baik: Jadilah contoh yang baik bagi anak dengan menunjukkan sikap
toleran dalam kehidupan sehari-hari. - Cerita dan dongeng: Gunakan cerita dan dongeng yang mengajarkan nilai-nilai
toleransi. - Bermain peran: Lakukan permainan peran yang melibatkan berbagai karakter dengan
latar belakang yang berbeda. - Kunjungan ke tempat-tempat yang beragam: Ajak anak mengunjungi tempattempat yang mencerminkan keberagaman budaya.
Sukses Menanamkan Toleransi: Studi Kasus TK Meraih Bintang TK Meraih Bintang merupakan contoh nyata bagaimana sebuah lembaga pendidikan berhasil menanamkan nilai toleransi pada anak. Seperti yang dijelaskan dalam penelitian Irpan Ilmi,
dkk. (2021), TK ini menerapkan berbagai kegiatan yang membiasakan anak-anak untuk saling menghargai perbedaan, seperti doa bersama menurut agama masing-masing dan kegiatan Jumat Berkah.
Dampak Positif Pendidikan Toleransi
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Elis Teti Rusmiati (2023) menunjukkan hasil yang sangat positif. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran anak-anak tentang nilai-nilai toleransi, memperluas pemahaman mereka tentang perbedaan, dan membantu
mereka mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dan empati. Tantangan dan Solusi
Meskipun penting, menanamkan nilai toleransi pada anak juga menghadapi beberapa tantangan, seperti pengaruh media sosial, perbedaan pendapat di keluarga, dan lingkungan masyarakat yang belum sepenuhnya inklusif. Namun, dengan kerjasama antara orang tua, guru, dan masyarakat, tantangan ini dapat diatasi.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
- Literasi media: Ajarkan anak untuk memilah informasi yang benar dan bijak dalam
menggunakan media sosial. - Dialog terbuka: Ciptakan ruang untuk dialog terbuka di keluarga dan sekolah untuk
membahas perbedaan pendapat dengan cara yang santun. - Kerjasama lintas komunitas: Libatkan berbagai komunitas dalam kegiatan yang
mempromosikan toleransi.
Menanamkan nilai toleransi sejak dini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Dengan memberikan contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang inklusif, kita dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang tangguh dan toleran. Seperti yang ditekankan oleh Sri Rahma Litiloli, dkk. (2024), “Sikap toleransi adalah kemampuan untuk menerima perbedaan pendapat, keyakinan, atau perilaku
orang lain tanpa memaksakan pandangan sendiri.”
Penulis : Putri Cempaka Sari / Putri Cempakasari D2E024024