Blitar.tintabangsa.com — Puluhan nelayan berjalan mengikuti empat orang yang memikul sesaji menuju perahu yang sudah sandar di pinggir Pelabuhan Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (23/7/2024).
“Sesampainya di Prahu para nelayan sudah siap untuk membantu sesama nelayan yang sudah bersiap di atas perahu, mereka menaikkan sesaji berisi dua tumpeng atau gunungan setinggi sekitar 1 meter.
Perahu pembawa sesaji itu pun bergerak memulai misinya melarung sesaji. Sekitar 100 perahu nelayan lainnya mengikuti perahu pembawa sesaji dari belakang, bergerak keluar dari sekitar area pelabuhan, menerjang gelombang menuju ke laut lepas samudra, tempat sesaji akan dilarung.
Hadir dalam acara tersebut, Bupati Blitar di wakili oleh Kadin Peternakan & perikan Eko Susanto, S.T., MT. ADM Blitar di wakili Waka ADM, Danlanal Malang yg di wakili oleh Mayor TNI Hari Subagio
Kepala BPBD Kab Blitar, Perwakilan dari beberapa Kadin LH, PMD, Pemuda Olahraga, Budaya Pariwisata, Ketahanan Pangan, Kominto, peternakan & Perikanan, Perwakilan dari beberapa Camat : Bakung, Wates, Sutojayan, Panggungrejo Muspika Wonotirto Kepala Pelabuhan Tambakrejo, Kepala KUA Wonotirto & Kepala Puskesmas Wonotirto, Kepala SMPN 1, SMPN 2 dan SATU ATAP Wonotirto, Korwil KEC Wonotirto
Kades bersama perangkat desa.

Bupati Blitar yang di wakili Kadin Peternakan & perikan Eko Suswanto,S.T., MT. dalam sambutanya mengatakan, Kami Sangat mengapresiasi kepada Warga masyarakat di pelabuhan Pantai Tambakrejo dan semua yang telah mendukung kegiatan ini. Luar biasa. Dan tradisi ini harus terus dilestarikan. Karena Petik Laut merupakan tradisi maritim yang telah dilestarikan oleh masyarakat pesisir selama berabad-abad.
“Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan hasil laut yang melimpah ruah. Selain itu, juga menjadi momen untuk memohon keselamatan dan kelancaran bagi para nelayan dalam melaut mencari nafkah. Untuk itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian budaya Petik Laut,” kata Eko Suswanto
Eko menambahkan, dalam prosesi ini, terlihat masyarakat tumpah ruah ke kawasan Pantai Tambakrejo, menyaksikan bagaimana acara petik laut yang berlangsung ini.Prosesi larung sesaji di pantai Tambakrejo dimulai dengan arak – arakan tumpeng, dimana tumpeng diarak dari sekitar Pelabuhan Pantai Tambakrejo.
Sementara itu kepala Desa Tambakrejo surani mengatakan, bahwa acara ini sudah menjadi tradisi dan nelayan desa tambakrejo menggelar rutinan ini dengan labuh laut atau yang biasa disebut (Petik laut) ketika memasuki pertengahan suro dalam penanggalan jawa.
“Ritual ditandai dengan melarung sesaji di laut. Tradisi turun temurun ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta agar para nelayan mendapatkan berkah dan keselamatan” kata Surani Kepala Desa Tambakrejo.
‘ Surani menjelaskan, ritual larung sesaji ini sebagai bentuk tolak balak untuk meredam ganasnya ombak laut selatan yang sering menelan korban jiwa. Ritual larung sesaji diawali dengan prosesi acara kenduri yang dipimpin oleh sesepuh desa setempat dan diikuti oleh para nelayan Pantai Tambakrejo, berbagai macam sesaji seperti kepala kambing dan gunungan tumpeng yang berisi hasil bumi didoakan.
Setelah diberi doa oleh sesepuh desa, tumpeng dan kepala kambing ini kemudian ditandu dan diarak warga menuju bibir pantai untuk kemudian dilarung ke tengah lautan. Warga sangat antusias menyaksikan acara ritual yang menjadi tradisi warga setempat.”jelasnya
Menurut nelayan, ritual larung sesaji ini bertujuan untuk melestarikan budaya adat Jawa dan juga untuk memperingati Bulan Suro atau Bulan Muharram. Selain itu, ritual petik laut ini juga sebagai wujud rasa syukur nelayan atas melimpahnya tangkapan ikan dan sebagai doa tolak balak agar nelayan terhindar dari segala bahaya.
Arak – arakan ini juga diiringi dengan penari dan tontonan adat lainnya. Sementara di laut, kapal yang akan mengantarkan sesaji sudah berjajar dan dihiasi dengan pernak – pernik yang sangat unik dan meriah.” Ucap Nelayan.( Adv/WD)