Bengkulu, tintabangsa.com – Anak korban pemerkosaan di Muara Bangkahulu tak dapat pendampingan psikologis. Hal ini disebabkan ketiadaan psikolog di Unit Pelayanan Terpadu (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak ( PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Bengkulu maupun Unit PPA Polresta Kota Bengkulu.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu keluarga korban pemerkosaan -yang terjadi satu bulan yang lalu- di Kecamatan Muara Bangkahulu, Senin (20/5/2024).
“Belum ada kalau psikolog, kemarin ada orang dinsos yang datang ngobrol-ngobrol,” terang R ibu kandung korban.
Hal ini juga dibenarkan pihak Polresta Bengkulu melalui penyidik kasus pemerkosaan anak 13 tahun, Kartono Kuzaini, SH.
“Memang belum ada mbak, sejak kepala UPTDnya diganti, kami tidak ada koneksi ke Unit PPA di Pemda Kota maupun Provinsi.” ujar Kartono.
Saat awak media mengkonfirmasi kebenaran pernyataan keluarga korban dan penyidik ke Dinas P3AP2KB Provinsi, pihaknya menyampaikan bahwa kasus yang terjadi di Kota bukan wewenang pihak Provinsi melainkan Kota.
“Kalau kasus di Kota itu wewenang Dinas Kota, mbak. Kecuali kami dapat rujukan, baru kami bisa bertindak,” terang salah satu staf di UPTD PPA Provinsi Bengkulu, Selasa (21/5/2024).
Membenarkan hal tersebut, staf sekretariat DP3AP2KB Kota Bengkulu menyatakan bahwa di dinas mereka tidak memiliki psikolog khusus untuk mendampingi kasus-kasus pada perempuan atau anak.
“Kepala UPTDnya sedang umrah, mbak. Kalau psikolog, kami memang tidak ada.” terang staf sekretariat Dinas P3AP2KB Kota Bengkulu.
Saat ditemui di dinasnya, Kepala DP3AP2KB sedang melakukan dinas dalam daerah.
“Maaf dindo, lagi kunjungan ke 9 kecamatan.” sampai Hj. Dewi Dharma, M. Si, Selasa (21/5/2024).