Tak Kunjung Temu Titik Terang, Ini Kronologis Kasus Anak 13 Tahun Diperkosa di Kota Bengkulu

Bengkulu, tintabangsa.com – Sudah hampir sebulan berlalu, kasus pemerkosaan terhadap anak 13 tahun di Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu belum menemukan titik terang. Pasalnya kasus yang statusnya sudah masuk ke proses penyidikan tersebut terkendala bukti-bukti yang dapat menjelaskan perihal identitas pelaku.

Kapolresta Kota Bengkulu, Kombes Pol Deddy Nata, S.I.K., melalui Aiptu Kartono, SH selaku penyidik yang bertugas melakukan penyidikan kasus tersebut menjelaskan, pelaku dari kejadian ini masih belum teridentifikasi disebabkan korban tidak mengetahui nama pelaku.

“Saling kerjasamanya, mbak. Soalnya kami masih kesulitan dengan pelaku. Karena keterangan baik dari korban dan saksinya juga tidak tau nama pelakunya,” sampai Aiptu Kartono, SH melalui pesan whatsapp, Selasa (30/4/2024) lalu.

Keluarga korban diduga tampak putus asa dengan kasus tersebut. Sebab, orang tua korban sempat mengunggah status di media sosial menyesalkan terkait ketiadaan bantuan dari pihak manapun untuk mempercepat penanganan kasus tersebut.

Status ini diunggah orang tua korban pasalnya sudah memohon bantuan ke kenalan-kenalannya yang bekerja di pihak kepolisian, namun tak kunjung mendapat respon. Keluarga korban acap kali meminta bantuan ke pihak media tintabangsa.com untuk membantu mempercepat dalam mencari bukti-bukti terkait pelaku pemerkosaan tersebut.

Berdasarkan cerita korban, kejadian bermula ketika korban bersama teman korban ingin pergi berbelanja ke warung dekat rumah. Namun, teman korban mengajak korban berjalan kaki ke depan gang rumah untuk menemui kekasih teman korban.

Korban mengaku kekasih teman korban lantas mengajak korban dan temannya untuk kumpul-kumpul bersama temannya di Taman Sidodadi. Batal mengajak ke taman Sidodadi, korban bersama teman korban diajak menuju lapangan di belakang Rumah Makan L di Kecamatan Muara Bangkahulu.

Kejahatan tersebut diakui korban, dilakukan oleh teman-teman dari kekasih teman korban. Asyik berkumpul-kumpul, teman korban berpamitan untuk pergi bersama kekasihnya untuk mencari warung. Korban ditinggalkan temannya tersebut terjadi sekitar pukul 00 dini hari.

“Waktu itu kami ketemu dengan metenyo L. Sudah tu mete L ko balik, demtu ado orang datang, kami idak kenal sebenarnyo. Kami diajak ke taman Sidodadi, mbak. Terus daktaunyo dibawak ke lapangan. Kami tu kumpul-kumpul lebih dari 10 orang. Idak kepikiran bakal di apo-apokan sampai cak itu. Kami takut, mbak,” ujar Korban saat diwawancarai awak media di kediamannya di Kecamatan Muara Bangkahulu, Rabu (22/4/2024).

Korban merasa trauma hingga tidak berani untuk masuk ke sekolah. Pasalnya, setelah laporan dilayangkan, korban merasa perilaku teman korban berubah. Teman korban seakan-akan tidak peduli dengan kejadian yang menimpa korban.

Sebelumnya, korban sempat diancam oleh para pelaku untuk tidak memberitahukan kejadian tersebut ke siapa-siapa. Selain diperkosa oleh 3 orang, korban juga kehilangan telfon genggamnya sehingga tidak dapat menghubungi siapapun untuk meminta bantuan pada saat kejadian.

Aiptu Kartono, SH juga membenarkan, bahwa saksi sangat sulit untuk terbuka terkait identitas pelaku. Sementara korban sama sekali tidak mengenal orang-orang yang membawa mereka ke lapangan belakang Rumah Makan tersebut.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dan memohon bantuan segenap pihak untuk bersama-sama mencari pelaku kejahatan asusila yang dilakukan terhadap anak bawah umur ini. (bks)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *