Komisi III DPRD Provinsi Darmawansyah Minta BPJN Realisasikan Pembangunan Pelapis Tebing

ADVERTORIAL, BERITA220 Dilihat

Bengkulu, Tintabangsa.com – Terkait ruas jalan nasional tepatnya di area pengunungan Taba Penanjung-Kepahiang yang membelah kawasan Hutan Lindung Bukit Daun, sangat rawan terjadinya bencana longsor hingga menimbun badan jalan, pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu diminta untuk segera merealisasikan pembangunan pelapis tebing.

Pasalnya pada ruas itu baru saja terjadi longsor, sehingga mengakibatkan warga yang melintas harus terjebak hingga 12 jam lebih.

Pernyataan itu diungkapkan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Ir. Darmawansyah dalam keterangannya.”Kita dari legislatif meminta BPJN dapat segera merealisasikan pembangunan pelapis tebing sebagai langkah antisipasi longsor,” kata Darmawan pada Selasa (01/02/2022).

Diakui, terkait pembangunan pelapis tebing ini sebenarnya sudah pernah dikoordinasikan pihaknya secara langsung dengan BPJN Bengkulu.

Bahkan dalam koordinasi itu, anggaran yang disiapkan untuk rencana pembangunan pelapis tebing tersebut lebih dari Rp 100 miliar pada tahun anggaran 2021 lalu.Hanya saja, lanjut Darmawan, tidak terealisasi, walaupun sudah menjalani tender sebanyak 2 kali.

“Ini secara tidak langsung menunjukkan tender yang dimaksud gagal dan dari informasi yang diterima, pihak BPJN sendiri yang membatalkan. Dengan pembatalan, kita juga kurang tahu pasti. Namun BPJN yang memilik tim Pokjda memang memiliki hak untuk membatalkan,” ujar politisi Golkar ini.

Senada dengan itu, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu launnya, Edwar Samsi menyampaikan, pada tahun ini anggaran untuk rencana pembangunan pelapis tebing itu kembali teranggarkan bersumber dari APBN.

Untuk itu diharapkan ketika sudah tender nanti, dapat terkontrak sehingga rencana pembangunan pelapis tebing itu bisa terealisasi.

Terlebih ras jalan tersebut memiliki peranan yang vital, sehingga tahun ini setelah ada pemenang lelang terkait rencana pembangunan tersebut, bisa segera dibangun.

“Jika terjadi longsor yang menutupi badan jalan, tentu saja masyarakat terkena imbasnya. Contoh kecilnya saja masyarakat yang menjual sayuran dari Curup ke Bengkulu, berapa kerugian mereka ketika harus terjebak akibat longsor,” tukas Edwar. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *