Pimpinan Dayah Dilaporkan Beberapa Wali Murid, Wali Murid Lainnya Geram

Aceh Utara, tintabangsa.com – Beredar luas di media sosial terkait beberapa orang tua wali santri melaporkan seorang Pimpinan Dayah Misbahul Huda membuat para wali santri lain merasa geram, hal tersebut di ungkapkan oleh beberapa Wali santri kepada awak media yang melihat aktivitas belajar santri di lokasi Dayah, tepatnya Gampong meunasah Reudep, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Rabu 30/10/2024.

M. Ali salah seorang wali santri ketika di tanyai oleh pihak media akan peristiwa yang menimpa pimpinan Dayah menuturkan “Saya heran dengan sikap yang di perlihatkan oleh beberapa Wali yang tega melaporkan pimpinan Dayah, yang mana menurut saya hal tersebut merupakan aturan yang telah ditetapkan dari dulu bahkan sebelum anak-anak kami mengaji di sini”, tuturnya.

Di samping itu, pernahkah mereka berfikir efek dari perbuatan yang dilakukan oleh mereka menimbulkan dampak negatif terhadap akhlak generasi muda untuk kedepannya terhadap para guru, oleh karena itu kami para wali santri merasa kecewa dengan sikap meraka yang hanya mengingat kejadian hari itu tanpa memikirkan apa yang telah didapatkan oleh anak-anaknya saat ini, bagaimana efek negatif yang akan muncul terhadap kejadian ini untuk kedepannya, ungkap para wali santri dengan rasa cemas.

Selain itu, Hamdani yang juga merupakan orang tua wali santri mengatakan ” tujuan dari kita para wali santri mengantar anak-anak kedayah ini dengan harapan agar para dewan guru disini dapat menempah anak-anak kami menjadi pribadi yang baik, oleh sebab itu kami mempercayakan anak kami kepada beliau, jadi sesampai di lingkungan Dayah kami para wali sepenuhnya menyerahkan kuasa terhadap beliau dalam cara mendidik agar menjadi anak yang saleh dan saleha, terang Hamdani dan beberapa Wali santri lainnya

Tgk. Muchtaruddin, S. HI., M. H yang merupakan pimpinan Dayah Misbahul Huda ketika di konfirmasi saat itu menyampaikan” setiap lembaga pendidikan memiliki caranya masing-masing untuk menempah para generasi muda. Dengan demikian para dewan guru menerapkan aturan guna memberikan tanggung jawab untuk para santriwan dan santri wati, dengan aturan tersebutlah kami dewan guru menempah anak-anak kami”, jelas pimpinan Dayah.

Namun, dalam proses penempahan para tidak semua berjalan lancar, tentu ada saja rintangan yang terdapat setiap harinya seperti yang sedang terjadi saat ini, dari itu saya hanya bisa pasrah saja atas apa yang terjadi terhadap saya, kejadian tersebut saya lakukan murni untuk mendidik, bukan karena saya kesal atau hal lainnya, ungkap pimpinan Dayah sembari menutup pembicaraan.

Berdasarkan pantauan awak media yang hadir di untuk mengkonfirmasi terkait peristiwa tersebut, peristiwa itu telah ada terjadinya proses perdamaian, lalu pihak keluarga telah menerima kompensasi sebesar Rp 5 juta dan itu jelas tertulis di dalam butiran perdamaian yang telah ditanda tangani oleh pihak keluarga, disaksikan oleh tokoh aparatur desa dan juga tokoh agama diwilayahnya tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *