Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan secara luas di berbagai belahan dunia. Di era digital ini, Bahasa Inggris menjadi sangat penting karena memiliki peran yang berguna untuk digunakan dalam bidang komunikasi dan pendidikan. Peningkatan kemampuan Bahasa Inggris sangat penting bagi anak usia dini, karena dengan memberikan pengajaran sejak dini maka seorang anak akan mampu terbiasa dengan Bahasa Inggris dan akan lebih mudah mempelajarinya di jenjang sekolah yang lebih tinggi. Namun ada beberapa sekolah TK/PAUD yang masih belum tergerak untuk mengenalkan Bahasa Inggris kepada anak didiknya, seperti lembaga-lembaga yang lebih fokus terhadap kegiatan keagamaan.
Kesadaran dalam mengikuti era globalisasi masih sangat minim di kalangan lembaga sekolah yang mendominasikan pengajaran terhadap keagamaan, mengingat kentalnya agama ketimbang keilmuan lain, salah satunya Bahasa Inggris. Namun memang, hal itu nyatanya sebagai “daya tarik” mereka agar mendapat peserta didik. Bahasa Inggris dianggap tidak terlalu penting karena sejak dini yang harus diutamakan adalah menanamkan nilai keagamaan yang kuat. Namun jika dilihat dari wawasan lebih luas, anak didik saat ini hidup di era globalisasi yang sangat canggih. Di mana semua teknologi yang berkembang menggunakan Bahasa Inggris di perangkat lunaknya. Jadi bisa dibayangkan bagaimana dampak ketidaksadaran sekolah dalam pentingnya menerapkan Bahasa Inggris bukan?.
Pembelajaran Bahasa Inggris di jenjang PAUD adalah proses pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak-anak usia dini. Anak-anak usia dini adalah mereka yang berusia antara 0 hingga 6 tahun. Pembelajaran Bahasa Inggris pada usia dini ini bertujuan untuk membangun dasar-dasar Bahasa Inggris melalui metode yang menyenangkan dan bermain. Mempelajari Bahasa Inggris sejak usia dini memiliki banyak manfaat dan penting untuk diperhatikan. Salah satu manfaatnya yaitu dapat dengan mudah mempelajari bahasa asing di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, meningkatkan kemampuan berfikir kritis sejak dini, menambah kosa kata, dan membuka peluang global bagi anak-anak karena mereka akan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan. Sebaliknya, jika anak yang tidak dikenalkan Bahasa Inggris sejak dini maka akan sulit memahami ketika mempelajari Bahasa Inggris dijenjang selanjutnya, anak akan sulit bersaing dalam meningkatkan kompetensinya, dan tertinggal oleh arus zaman yang di mana era globalisasi saat ini semua serba canggih.
Kesadaran orang dewasa baik guru maupun orang tua yang berada di lingkungan anak usia dini memang sangat lah berpengaruh terhadap kemajuan dalam meningkatkan bahasa asing seorang anak. Lembaga-lembaga yang dominan terhadap pembelajaran maupun kegiatan keagamaan masih belum sadar terhadap pentingnya mengenalkan Bahasa Inggris kepada anak usia dini. Kegiatan belajar mengajar bertumpu pada buku, penjelasan guru, dan pendalaman membaca kitab-kitab keagamaan saja. Memang menanamkan jiwa yang dilandasi iman sangat lah penting, tetapi mengenalkan Bahasa Inggris juga akan sangat penting karena dengan ini, maka anak akan terbiasa dan menambah wawasan baru agar ketika di luar mereka mendapatkan informasi melalui Bahasa Inggris yang mungkin saja mereka pahami baik kata maupun kalimat yang sudah mereka dengar maupun yang mereka lihat ketika pembelajaran.
Pengenalan Bahasa Inggris di lembaga yang berfokus terhadap pengajaran agama, nyatanya belum terlalu jauh karena hanya dikenalkan melalui lagu yang monoton dan tidak bervariasi. Setiap ice breaking, guru hanya bernyanyi dan kosa kata yang diberikan tidak banyak, pengenalan hanya diberikan ketika bernyanyi dan bermain game. Selain itu, anak-anak tidak dibiasakan berbicara ketika meminta tolong, izin sesuatu, atau ketika bertanya menggunakan Bahasa Inggris. Akibatnya, ketika ada kegiatan di luar sekolah seperti Field Trip atau lomba-lomba lainnya, saat sesi tanya jawab yang mengharuskan mereka berani untuk naik ke atas panggung, mereka hanya diam, malu, dan tidak interaktif, karena kurangnya pengetahuan mereka terhadap Bahasa Inggris. Ini adalah salah satu dampak dari kurang sadarnya sekolah terhadap pentingnya Bahasa Inggris. Informasi ini didapat melalui kacamata penulis ketika mengajar di lembaga yang berfokus terhadap pembelajaran keagamaan.
Berbeda dengan anak yang dikenalkan belajar Bahasa Inggris sejak dini, mereka akan dengan mudah memahami informasi baru di lingkungannya. Keberanian dan kepercayaan diri meningkat, mempunyai wawasan yang luas, dan nilai prestasi akademis di sekolahnya juga tinggi dan baik. Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan Bahasa Inggris pada anak usia dini adalah bagaimana seorang guru yang dapat membiasakan Bahasa Inggris dengan baik dan anak akan terbiasa dalam pelafalan kata, sehingga ketika ia mengenal kosa kata baru akan lebih mudah memahami. Setiap sekolah juga harus memfasilitasi anak didiknya dalam mengenalkan Bahasa Inggris, misal dengan memberikan guru yang ahli dalam bidangnya. Selain itu, peran orang tua dalam membiasakan anak belajar Bahasa Inggris di rumah adalah dengan mendukung dan memberi fasilitas kepada anak untuk mendalami dan mengenal Bahasa Inggris lebih luas.
Dampak yang ditimbulkan sangat terlihat dari kemampuan anak berbicara, memahami, dan mengetahui Bahasa Inggris. Anak-anak akan kesulitan mempelajari Bahasa Inggris lebih mendalam ketika besar nanti dan akan kesulitan memahami teknologi yang sebagian besar sudah menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu keberanian anak juga tidak terbentuk karena pembelajaran yang tidak komunikatif. Anak hanya dituntut mendengarkan tanpa adanya praktik langsung, sehingga apa yang diajarkan akan cepat lupa dan sulit untuk terbiasa melafalkan Bahasa Inggris. Sekolah harusnya dapat melihat sejauh mana tertinggalnya penguasaan Bahasa Inggris mereka jika tidak segera diatasi dan diperbaiki maka anak-anak didik mereka akan tertinggal oleh revolusi zaman di era serba digital ini. Lembaga yang berfokus terhadap pembelajaran keagamaan bukannya tidak baik mutu kualitas pendidikan, tetapi harus lebih meningkatkan penguasaan terhadap bahasa asing agar memiliki kualitas peserta didik yang memiliki wawasan luas, berani, dan mudah berbaur dengan perkembangan zaman.
Dari hasil pengamatan saya di TK berfokus terhadap pelajaran agama, bahasa yang digunakan ketika pembelajaran berlangsung adalah bahasa ibu (daerah) dan bahasa Indonesia. Meski memang, secara formal, bahasa yang diterapkan di TK tersebut hanya Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan tingkatan anak-anak. Selain bahasa ibu, di TK tersebut sangat mengedepankan pendidikan agama dan moral. Dari sini dapat penulis simpulkan bahwasanya lembaga yang dinaungi TK yang berfokus pada pelajaran agama menekankan anak untuk mengenal agama sejak dini, tetapi untuk pengenalan Bahasa Inggris penulis menduga kurang dianggap penting untuk didalami di tingkat TK. Hanya pengenalan-pengenalan singkat melalui nyanyian ataupun ketika ice breaking. Sebab, ada anggapan bahwa anak-anak TK belum berada pada jenjang belajar seperti di jenjang-jenjang tinggi seperti SMP, SMA, dan kuliah yang bisa lebih memahami Bahasa Inggris. Di TK hanya pengenalan sebagian kosa kata saja agar ia terbiasa mengucapkan kalimat yang sering ada di lingkungan. Bahasa Inggris dianggap tidak harus diajarkan atau didalami di jenjang TK. Namun, penulis berpandangan jika di era globalisasi sekarang ini, Bahasa Inggris sejatinya krusial dan sangatlah luas beredar di berbagai teknologi maupun komunikasi dunia.
Dengan adanya kebiasaan yang dilakukan dan diterapkan oleh sekolah, maka anak-anak di TK tersebut sudah bisa menguasai gerakan-gerakan sholat, niatnya, maupun bacaan-bacaan sholat. Tetapi ketika ada kegiatan di luar, dan anak-anak ditanya Bahasa Inggris mereka tidak bisa menjawab karena hanya mengenal Bahasa Inggris lewat lagu saja. Dengan begitu, anak-anak akan menjadi tidak percaya diri ketika di luar karena pengetahuan yang kurang banyak. Berbanding terbalik dengan sekolah TK yang tidak jauh dari TK yang berfokus terhadap pelajaran agama, TK tersebut menerapkan Bahasa Inggris dalam pembelajarannya dan ketika kegiatan bersama sangat terlihat perbedaan anak-anak yang tidak dikenalkan Bahasa Inggris dan yang dikenalkan Bahasa Inggris. Anak yang memiliki pengetahuan luas maka akan tumbuh rasa percaya dirinya.
Untuk itu, lembaga pendidikan merupakan pondasi awal dari penerapan ajaran untuk seseorang meningkatkan kemampuan. Dengan majunya teknologi di era globalisasi ini maka sekolah harus menciptakan pembelajaran yang menjadikan anak didiknya hidup mengikuti arus zaman dan mampu berkomunikasi luas agar terciptanya wawasan yang luas pula. Lembaga TK yang berfokus pada pembelajaran keagamaan harus lebih memperhatikan bagaimana kebutuhan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya melalui komunikasi dan pengembangan Bahasa Inggris yang dijuluki sebagai bahasa Internasional yang artinya bahwa Bahasa Inggris sangat penting di kenalkan kepada anak sejak dini. Dengan meningkatkan dan memperluas pembelajaran melalui Bahasa Inggris maka akan meningkatkan pula kualitas diri peserta didik agar mampu bersaing dan berkompetisi lebih luas. Maka dari itu, seorang pendidik harus lebih peka terhadap perkembangan zaman agar menciptakan kualitas belajar yang interaktif dan updating.
Selain itu, dengan mengenalkan Bahasa Inggris kepada anak usia dini maka akan membuat mereka terbiasa dalam pelafalan Bahasa Inggris, meningkatkan kemampuan berfikir sejak dini, dan menambah kosa kata baru. Tetapi terkadang sekolah masih belum sadar jika Bahasa Inggris punya peran krusial jika diajarkan kepada anak usia dini, misal seperti lembaga TK atau PAUD untuk memperkenalkan bahasa internasional. Dengan demikian, anak-anak di TK yang dominan pelajaran agama, jangan sampai minim pengetahuan dan kurang interaktif dengan beragam bahasa. Sebab dampaknya adalah anak akan sulit memahami teknologi yang sebagian besar menggunakan Bahasa Inggris, anak juga menjadi kurang percaya diri karena tidak mempunyai pengetahuan banyak ketika di luar sekolah. Oleh karena itu, setiap pendidik harus melek terhadap perkembangan zaman, harus mampu meningkatkan minat Anak Usia Dini dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan interaktif dan inovatif agar anak tidak mudah bosan dan dapat dengan mudah mengingat kosa kata barunya.
Penulis: Siti Masitoh Amalu Solehah (Mahasiswi Semester 2-PGPAUD Universitas Muhammadiyah Tangerang)