Kota Bengkulu, Tintabangsa.com – Melansir Pemberitaan dari Salah satu Media Online Bengkulu dengan judul “Diduga Kumpul Kebo, Camat Kampung Melayu Dan Ketua Baznas Kota Resahkan Warga” yang tayang tanggal 2 Agustus 2022 yang isinya:
“Selaku ketua RT setempat masyarakatnya resah, karena selalu mempertanyakan soal setatus camat Kampung melayu, Suzana yang setiap malam berada di rumahnya bersama ketua Baznas Kota Bengkulu, Abdurahman Alkaf. Padadahal menurutnya masyarakat setempat mengetahui bahwa Pejabat kota Bengkulu ini bersetatus janda pasca suaminya meninggal dunia.
Bahkan meski terlihat ketua Baznas kota Bengkulu Abdurahman Alkaf ini sering menginap di rumah camat kampung melayu kota Bengkulu ini warga sekitar masih belum mendapatkan kejelasan dari keduanya, lantaran pasangan tersebut tidak perna memberi kejelasan kepada warga maupun tetangga sekitar. sehingga timbul rasa curiga dan pertanyaan, apakah mereka telah menikah siri atau hanya kumpul kebo.
“Masyarakat Perumdam ini sudah geram, karena Camat Suzana bersama ketua Baznas Kota Bengkulu yang terlihat alim karena pakai juba seakan indentik dengan Agama,namun Abdurahman Alkaf ini bukannya memberi contoh yang baik kepada masyarakatnya,tapi Pasangan tersebut kerap berada dalam satu atap hingga larut malam membuat warga resah.” Ungkap ketua RT inisil L dengan nada kesal
Dikatakan ketua RT, ia mewakili para warga, ketua RT meminta agar Camat itu dapat memberikan contoh yang baik terhadap warganya, memberikan kejelasan terhadap hubungan antar keduanya, supaya warga tidak menduga hal buruk dan terjadi yang tidak di inginkan,karena aib kumpul kebo ini akan merusak citra Walikota Bengkulu dan Wakil Walikota Bengkulu.
“Kita sebagai warga ini kan tidak berani bertindak, karena takut beliau ini kan seorang pemimpin, yang bersetatus sebagai Camat kampung melayu. Bayangkan kadang datang malam-malam tidak jelas, warga bingung apakah hanya bertamu saja,karena mereka kepala Baznas Kota Bengkulu ini bukan hanya bertandang, tapi tidur disitu sampai pagi. Jadi kami sebagai warga di perumdam ini di anggap apa?. Maka dari itu kami berharap supaya pak walikota Menindak tegas atas perbuatan camat kampung melayu kota Bengkulu ini.sebab, tidak hanya meresahkan Warga,tapi kepemimpinannga juga sebagai camat tidak patut di contoh dan tidak baik ,” Tegasnya.
Ketua RT ini menambahkan, warga sekitar perna mempertanyakan kepada camat Suzana tentang hubungannya dengan Kepala Baznas Abdurahman Alkaf. karena perbuatan ini tidak hanya dilakukan satu kali, atau dua kali. Tapi mereka berdua terlihat sombong dan angkuh.
“Seharusnya sebagai pemerintah , harus menghargai tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, imam, dan Ketua RT/RW. Kalau memang layak di panggil sebagai seorang pemimpin secara dinas, atau enggak secara pribadi temui warga beri kejelasan” Terang Ketua RT
Lebih lanjut di sebutkannya“Ya kalau memang dia sudah menikah harusnya kumpulkan para warga melewati RT atau pak imam, kumpulkan ke rumahnya, adakan acara sedikit, jadi warga tau kalau mereka sudah menikah,biar warga tidak menuding mereka berdua kumpul kebo,” tambahnya.
Ia juga merasa bahwa sebagai pemimpin camat kampung melayu ini tidak mencerminkan yang baik terhadap masyarakat. Bahkan ia menilai terkesan sangat meremehkan dan tidak bermasyarakat.
“Di lingkungan tempat tinggal.Camat itu sendiri tidak ada yang akur, karena terkesan arogan.bahkan tidak bermasyarakat, sikapnya hanya ingin minta dihormati. seharusnya kalau dia camat, harus memberi contoh yang baik terhadap masyarakat.” Tutup ketua RT
Sementara itu ketika di konfirmasi kepada sekretaris daerah (Sekda) Kota Bengkulu Arif Gunadi, mengaku belum ada informasi terkait hubungan Camat Kampung Melayu Suzana dengan ketua Baznas Kota Bengkulu.
“Belum ada informasi kalau mereka berdua sudah sudah menikah,” singkat Sekda.
Demikian cuplikan berita tersebut yang juga tersebar di Media Sosial sehingga Wartawan Swara Indonesia mencoba menelusuri kebenaran berita dengan menemui Narasumber yang menggemparkan warga Perumdam dan sekitarnya tentang pemberitaan camat kampung Melayu Suzana benar adanya.
Saat awak media mendatangi ke rumah Nara sumber berinisial L itu untuk memberi kejelasan tentang berita yang beredar, wartawan swara-indonesia.com langsung bertanya “apa betul bapak memberi tahu hal ini kepada media yang di pimpin oleh R?”, Nara sumber L menjawab “Betul tapi melalui telpon seluler”. L mengatakan pimpinan media yang berinisial R menelpon beliau, terus L katakan sesuai dengan yang di bicarakan dengan pimpinan media R melalui seluler itu benar adanya,
Setelah mendatangi Narasumber inisial L, Selanjutnya wartawan media swara-indonesia.com langsung mewancarai Ketua RT 04 Endang Afrizal, Ketua RT 04 setempat mengatakan dia tidak tau selama ini hal yang telah booming di bicarakan oleh warganya sendiri di RT 04 setempat, bahkan Ketua RT 04 mengatakan lagi dia tidak tau selama ini hal sedemikian, namun dia memahami setelah dia di panggil pihak kepolisian Polsek kampung Melayu, setelah itu Ketua RT 04 mengatakan dia akan berdiri lurus untuk menegakan keadilan yang sesungguhnya perihal perkara ini dan dia tidak membela Bu camat atau warga kata Ketua RT 4 setempat.
Setelah itu wartawan swara-indonesia.com langsung mendatangi Ketua adat setempat,dia mengatakan bahwa memang ada seseorang mendatangi ketua adat meminta untuk menemui ibu Camat kampung Melayu untuk memberi pemahaman terkait hal yang di bicarakan warga setempat, namun setelah itu ketua adat mengatakan itu bukan kewenangan dia karena masih ada pihak yang lebih wajib lagi, yaitu ketua RT 4 selanjutnya Ketua Adat langsung menelpon ketua RT 04 minta untuk mendatangi ke rumah ibu Camat agar mempertanyakan perihal yang dibicarakan oleh warga. Namun ketua RT 04 tampak keberatan atau segan untuk menemui ibu camat. Setelah 2 Minggu kemudian Ketua adat menelpon Ketua RT 04 lagi untuk mempertanyakan apakah hal itu sudah di sampaikan atau belum. Jawab Ketua RT 04, beliau sudah mendatangi rumah ibu camat namun ibu camat tidak berada di rumah, Demikian penjelasan Ketua adat setempat.
Setelah itu wartawan swara-indonesia.com mendatangi ketua RW.01 untuk mempertanyakan terkait informasi adanya Rapat seluruh ketua RT, Ketua Adat serta Camat Kampung Melayu di rumah Ketua RW.01. Saat di tanya wartawan, Ketua RW.01 mengatakan memang adarapat di rumahnya, dan ketika awak media menanyakan hasil rapat tersebut apa isinya, Ketua RW.01 menjawab “hasil rapat hanya meminta kepada warga supaya berita ini tidak dipublikasikan (diberitakan) lagi oleh Warga ke Media dan juga Media Sosial, kata Ketua RW.01 setempat.
Sementara itu ketika diminta konfirmasi oleh awak media melalui pesan Wa dan telpon, Camat Kampung Melayu sampai berita ini ditayangkan tidak memberikan tanggapan dan tidak mengangkat telpon. (TB)