Bengkulu, TintaBangsa.com – Program pencetakan sawah yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) di Provinsi Bengkulu telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Dari target seluas 2.200 hektare, pelaksanaannya kini mencapai 65%, membuka peluang baru bagi peningkatan luas lahan produktif di wilayah tersebut.
Wakil Gubernur Bengkulu, Ir. H. Mian, menyatakan bahwa capaian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kapasitas areal persawahan di daerah berjuluk Bumi Rafflesia. Dengan pencapaian ini, tambahan sawah yang dihasilkan menjadi potensi penting untuk memperkuat ketahanan pangan Bengkulu. Namun, kemajuan ini belum sepenuhnya lepas dari tantangan klasik yang selama ini dihadapi, yakni ketersediaan infrastruktur irigasi yang memadai.

Masalah irigasi, yang memainkan peran vital dalam distribusi air ke lahan pertanian, masih jauh dari kondisi ideal. Menurut Mian, sebagian besar jaringan irigasi, baik primer maupun sekunder, berada dalam kondisi memprihatinkan sehingga distribusi air sering kali tidak merata. Kondisi ini berpotensi menghambat optimalisasi sawah baru yang mulai terbentuk. “Revitalisasi irigasi perlu diprioritaskan karena tanpa sistem yang baik, perluasan sawah hanya akan memberikan hasil seadanya,” ungkapnya.
Mengatasi hambatan tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama pemerintah kabupaten/kota tengah melakukan pemetaan kondisi irigasi di lapangan. Langkah ini ditujukan untuk mendukung pelaksanaan revitalisasi yang rencananya akan dimulai tahun depan. Pemerintah berharap melalui tindakan ini, akses air untuk seluruh lahan pertanian dapat terpenuhi sehingga produktivitas sawah meningkat secara signifikan.
Selain program cetak sawah, Kementan RI turut menyediakan program optimalisasi lahan yang diharapkan mampu meningkatkan hasil panen petani di Provinsi Bengkulu. Menurut Mian, pemberdayaan ini harus dilaksanakan dengan strategi yang efektif agar capaian yang diinginkan tidak sebatas bertambahnya luas lahan, tetapi juga melonjaknya produktivitas panen petani. “Integrasi antara bantuan pusat dan komitmen daerah amat penting agar efek ganda berupa kesejahteraan petani dan kemandirian pangan dapat tercapai,” ujarnya.
Sinergi antara program cetak sawah dan revitalisasi infrastruktur irigasi menjadi rencana besar yang diyakini mampu membawa perubahan positif bagi sektor pertanian Bengkulu. Kombinasi pendekatan ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal. “Jika kedua langkah ini berjalan seimbang dan saling mendukung, maka produktivitas berpotensi melonjak tajam dan ketahanan pangan daerah pun semakin kokoh,” tambahnya.
Di sisi lain, para petani yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Seluma dan Bengkulu Utara, menyambut positif upaya pencetakan sawah baru ini. Meskipun demikian, mereka menekankan bahwa janji revitalisasi irigasi harus segera diwujudkan demi menunjang produktivitas pertanian jangka panjang. Salah seorang petani di Bengkulu Utara, Joni, menyatakan kegelisahan jika peningkatan luas sawah tidak dibarengi dengan sistem irigasi yang memadai. “Sawah baru itu bagus, tetapi tanpa air yang cukup, kami sulit meningkatkan masa tanam hingga tiga kali setahun seperti harapan,” keluhnya.
Program cetak sawah dan optimalisasi lahan di Bengkulu merupakan langkah taktis menuju penguatan kemandirian pangan serta penopang kesejahteraan petani daerah. Keberhasilan implementasi kedua program ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta pemenuhan infrastruktur pendukung utama seperti jaringan irigasi. (Adv)