Pemkab Mukomuko Tahun Ini Siap Rehabilitasi 110 Unit Jaringan Irigasi

Mukomuko, tintabangsa.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko tahun 2025 ini, siap merehabilitasi 110 unit jaringan irigasi daerah yang tersebar di berbagai wilayah sebagai langkah strategis dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriani Ilyas, S.Pt, saat dikonfirmasi, Kamis (27/3/2025).

Fitriani menambahkan, program ini merupakan bagian dari proyek pembangunan irigasi nasional yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025, dan diperoleh setelah adanya asistensi langsung antara Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dengan Menteri Pertanian Republik Indonesia.

Kata Fitriani, Kabupaten Mukomuko mendapat alokasi rehabilitasi untuk 110 unit jaringan irigasi yang tersebar di sejumlah titik merupakan bagian dari program pembangunan irigasi untuk lahan 8.000 hektare di Provinsi Bengkulu.

“Khusus Mukomuko, kami mendapat porsi untuk mengelola sekitar 1.000 hektare. Pekerjaan rehabilitasi akan menyasar dua jenis jaringan, yakni jaringan sekunder dan tersier. Untuk jaringan sekunder akan dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), sementara jaringan tersier menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian,”lanjut Fitriani.

Lebih jauh dijelaskan oleh Fitriani, bahwa jenis jaringan irigasi yang direhabilitasi kemungkinan besar mencakup jaringan tersier dan sekunder. Menurutnya, pembagian tugas antar instansi tersebut akan mempercepat proses pelaksanaan di lapangan.

Fitriyani, menekankan, bahwa program ini sangat penting mengingat terjadinya penyusutan luas lahan sawah di Kabupaten Mukomuko, khususnya di wilayah irigasi Manjuto yang tersebar di lima kecamatan.

Fitriani mengatakan, data mereka menunjukkan bahwa luas lahan sawah di daerah irigasi Manjuto menyusut drastis dari 9.063 hektare pada tahun 2000 menjadi 2.368 hektare pada 2019.

Penyusutan tersebut lanjut Fitriani terjadi bersamaan dengan maraknya alih fungsi lahan ke perkebunan sawit. Ia menyebut, berdasarkan data Dinas Pertanian, luas lahan sawit di wilayah tersebut meningkat hingga 79,5 persen, dari 3.391 hektare pada 2000 menjadi 22.315 hektare pada 2019.

“Penurunan ini sangat signifikan dan menjadi perhatian serius kami,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, bahwa alih fungsi lahan ini berkontribusi besar terhadap penurunan produksi padi dan ketahanan pangan lokal. Maka dari itu ujar Fitriani, rehabilitasi jaringan irigasi ini diharapkan akan bisa mengembalikan produktivitas pertanian dan memperluas kembali area tanam padi.

Fitriani mengungkapkan, Pemkab Mukomuko telah menargetkan agar program ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur irigasi saja, tetapi juga mengembalikan semangat bertani masyarakat yang mulai beralih ke sektor lain.

“Kami berharap dengan dukungan infrastruktur yang baik, para petani kembali terdorong untuk mengelola lahan sawah, dan hasil panen pun akan meningkat. Ini langkah penting menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan.” Tutup Fitriyani. (ADV/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *