PWNU Bengkulu Tegas Tolak Wacana Muktamar Luar Biasa (MLB)

HEADLINE562 Dilihat

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bengkulu, bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Bengkulu, menyatakan penolakan tegas terhadap wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) yang digulirkan oleh pihak-pihak tertentu yang mengatasnamakan “penyelamat Nahdlatul Ulama”.

Ketua PWNU Bengkulu, Prof. Dr. H. Khairudin Wahid, menyampaikan pernyataan ini di Kota Bengkulu pada Senin (9/12/2024). Menurutnya, alasan yang digunakan untuk menggulirkan isu MLB tidak berdasar dan bertentangan dengan Peraturan Organisasi serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Nahdlatul Ulama.

“PBNU secara aktif melaksanakan pembinaan kepada PWNU Bengkulu. Dengan berpegang pada khittah organisasi, PBNU telah bekerja optimal dalam melakukan penataan organisasi dan konsolidasi sumber daya melalui berbagai program kerja strategis,” ungkap Prof. Khairudin.

Ia juga menegaskan bahwa wacana MLB yang diusung oleh pihak tertentu justru berpotensi merusak kesatuan jamaah dan jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang telah terjalin erat. Menurutnya, wacana tersebut tidak sesuai dengan tradisi dan nilai-nilai NU. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk tunduk pada keputusan PBNU yang sah sesuai AD/ART NU.

PWNU Bengkulu turut menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan PBNU di bawah KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum dan Saifullah Yusuf sebagai Sekretaris Jenderal. Mereka menilai kepemimpinan saat ini telah membawa NU ke arah yang lebih baik melalui penguatan organisasi, kaderisasi, dan pengembangan sumber daya manusia.

“Kami tidak hanya mendukung, tetapi juga berkomitmen menjadi garda terdepan dalam melawan segala upaya yang merusak kesatuan NU. Wacana MLB bukanlah solusi, melainkan ancaman bagi stabilitas organisasi,” tegas Prof. Khairudin.

Dengan pernyataan tegas ini, PWNU Bengkulu berharap wacana MLB dapat dihentikan. Semua pihak diminta untuk bersatu menjaga keutuhan organisasi Nahdlatul Ulama sesuai prinsip dasar dan tradisi yang diwariskan oleh para pendiri NU.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *