Berani Berinovasi dengan Semangat Memperbaiki, Pesan Dirjen Imigrasi

BERITA, HEADLINE433 Dilihat

Los Angeles, Tintabangsa.com – Guna mendorong dan memperkuat koordinasi dan kerja sama pelaksana tugas dan fungsi keimigrasian pada perwakilan RI, Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi menggelar rapat koordinasi yang diselenggarakan di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Yang berlangsung 27-31 Mei 2024.

Dengan mengusung tema “Optimalisasi Peran Dan Fungsi Atase Imigrasi Pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri Melalui Strategi Transformasi Digital”

Turut dihadiri Menteri Hukum dan HAM RI – Yasonna H.Laolany; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) -Abdullah Azwar Anas; Anggota Dewan Pertimbangan Presiden – Djan Faridz; Direktur Jenderal Imigrasi – Silmy Karim; serta Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri -Andy Rachmiante.

Rapat koordinasi ini menjadi wadah bagi Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kementerian Luar Negeri untuk bersinergi dalam isu keimigrasian, isu kekonsuleran serta isu perlindungan WNI diluar negeri.

Tiga isu vital dalam pemberian pelayanan publik, khususnya untuk memudahkan WNI di luar negeri mengakses pelayanan dan perlindungan yang mudah, cepat, dan amanmelalui transformasi digital.

Optimalisasi layanan publik di perwakilan RI dilakukan tanpa mengabaikan prinsipkehati-hatian, khususnya dalam pemberian paspor.
“Jadi, untuk penerbitan paspor di luar negeri, selain persyaratan formil, disyaratkan jugamemiliki izin tinggal. Hal ini untuk mencegah agar WNI tidak tinggal di luar negeri secara ilegal,”jelas Silmy.

Silmy juga menekankan jajaran Imigrasi untuk berani dalam memulai inovasi. “Kita memiliki semangat memperbaiki, karena tidak mungkin menunggu sempurna. Dan saat ini (imigrasi) sudah semakin baik. Mulai saja dulu dan terus lakukan perbaikan,” ujar Silmy.

Salah satu inovasi unggulan yang saat ini dimiliki imigrasi adalah platform evisa.imigrasi.go.idyang menawarkan seamless experience bagi WNA untuk mengajukan visa Indonesia. Pengajuan visa bisa dilakukan di mana saja, didukung kemudahan pembayaran visamenggunakan credit card.

Sebelumnya, pembayaran visa dilakukan secara manual melalui agen/penjamin. Layanan imigrasi melalui online ini menjadi layanan pemerintah pertama yang dapat menggunakan credit card.

Tercatat sebanyak 1.346.893 transaksi telah dibukukan sejak aturanmengenai pembayaran online dengan kartu diberlakukan Januari 2023 lalu.“[Platform] e-visa Ini sejalan dengan program SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Sangat convenient dan bisa dilakukan di mana saja,” jelas Silmy Karim.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Imigrasi juga menyampaikan usulan rencana penambahan sebanyak enam atase imigrasi di luar negeri.

Penambahan diprioritaskan pada negara denganjumlah perlintasan WNI terbanyak, baik untuk tujuan menetap ataupun kunjungan singkat.

Kamboja menjadi salah satu negara yang dinilai mendesak untuk segera memiliki atase danstaf teknis imigrasi. Selain masih termasuk ke dalam wilayah ASEAN, diketahui setidaknyahampir 120.000 WNI yang tinggal dan bekerja di Kamboja.

Senada dengan Silmy Karim, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, memberikan dukungan kepada Ditjen Imigrasi untuk berani berinovasi dalam pemanfaatan teknologi digital.

“Perbaikan harus dilakukan terus menerus, tapi kalau tidak mulai maka kitatidak tahu di mana harus memperbaiki. Kita harus memiliki keberanian untuk memulai terobosan,” ujar Yasonna.

Inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh Ditjen Imigrasi memperoleh apresiasi dari MenPANdan RB, Abdullah Azwar Anas. Azwar memberikan dukungan dan dorongan kepada Ditjen Imigrasi agar digitalisasi dalam pelayanan publik tidak hanya terbatas pada aplikasi, melainkanjuga leadership. (Rid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *