Bengkulu, Tintabangsa.com – Anjloknya hasil panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dapat disebabkan karena buah yang dipanen asalan.
Hasil trek diperkirakan karena manen dilakukan secara rutin namun buah sawit masih berwarna kuning kunyit alias belum layak dipanen.
“Dalam proses panen, petani harus memastikan tingkat kematangan buah melalui pelepasan brondolan. Jangan paksa yang masih muda,” kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Bickman.

Menurutnya, apabila panen dilakukan pada buah yang belum cukup umur atau masih mengkal, akan berdampak buruk pada tanaman kelapa sawit. “Tanaman kelapa sawit akan mengalami stres dan bisa merangsang atau menstimulus pembentukan bunga jantan yang tinggi dan hasilnya pembuahan sawit tidak terjadi,” kata dia.
Alih-alih ingin menambah berat TBS, panen yang belum waktunya justru malah berdampak pada harga jual. Pabrik akan tetap membeli namun dengan harga murah. “Untuk meminimalkan kerugian baik petani dan pengusaha, hendaknya petani mengawasi pekerja panen, agar tidak menurunkan buah sawit yang mentah dari pohonnya,” ujarnya.
Selain itu Bickman juga meminta agar petani melakukan pemanenan tepat waktu. Sebab, jika terlalu lama buah sawit bisa membusuk di batang. “Jangan pula sampai dibiarkan busuk di batang, itu justru akan mengundang pertumbuhan jamur patogenik penyebab busuk pangkal batang sawit,” pungkasnya. (Adv)