Oleh: Resi Julita
Dosen STIESNU Bengkulu
Tintabangsa.com – Perempuan memiliki peran vital dalam administrasi keluarga karena keterlibatannya yang langsung dan menyeluruh dalam pengelolaan rumah tangga sehari-hari. Tugas-tugas seperti menyusun anggaran rumah tangga, merencanakan kebutuhan anak-anak, mengatur jadwal kegiatan keluarga, hingga mengelola konflik internal, membutuhkan kemampuan manajerial yang tinggi.
Aktivitas-aktivitas ini mencerminkan bentuk administrasi non-formal yang sering luput dari perhatian publik, namun sangat menentukan keberlangsungan dan keharmonisan keluarga. Perempuan memainkan peran sebagai penghubung utama antaranggota keluarga, menjembatani kebutuhan emosional dan fungsional dalam rumah tangga secara simultan. Peran ini menciptakan fondasi kuat yang menopang kestabilan rumah tangga, terutama dalam menghadapi tekanan ekonomi dan sosial yang terus berubah.
Dalam konteks tradisional, peran administratif perempuan sering dikaitkan dengan nilai-nilai pengabdian dan peran kodrati yang melekat pada budaya patriarkal. Meskipun sering tidak dihargai secara material atau legal, peran ini dipandang sakral dan menjadi bagian dari identitas perempuan dalam keluarga. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesetaraan gender dan perkembangan peran sosial perempuan, terjadi pergeseran paradigma.
Perempuan kini dihadapkan pada realitas baru di mana mereka tidak hanya dituntut menjalankan peran domestik, tetapi juga mengejar pencapaian di ranah publik seperti pendidikan, pekerjaan, dan kepemimpinan sosial. Tantangan dalam menyeimbangkan dua dunia ini memunculkan kebutuhan akan redefinisi peran perempuan dalam keluarga, dari yang semula dianggap sebagai pengurus rumah tangga semata menjadi manajer keluarga yang berdaya dan berpengetahuan.
Modernitas memberikan peluang baru bagi perempuan untuk memperkuat posisi mereka sebagai pilar administrasi keluarga yang lebih profesional dan partisipatif. Teknologi informasi, akses pendidikan yang lebih luas, serta dukungan kebijakan yang inklusif terhadap perempuan menjadi modal penting dalam mengembangkan kapasitas mereka.
Perempuan kini tidak hanya berperan dalam manajemen harian rumah tangga, tetapi juga turut menentukan arah kebijakan ekonomi keluarga, strategi pendidikan anak, dan bahkan investasi jangka panjang. Kemampuan mereka dalam mengadopsi pendekatan yang efisien, adaptif, dan komunikatif menjadikan perempuan sosok sentral dalam membangun ketahanan keluarga di tengah dinamika sosial dan ekonomi yang semakin kompleks.
Dengan demikian, peran perempuan dalam administrasi keluarga tidak lagi terbatas pada pengabdian, tetapi telah menjelma menjadi bentuk kepemimpinan domestik yang strategis dan transformatif.