Akibat Cuaca Ekstrim, BPBD Provinsi Taksir Kerugian 970 juta

Bengkulu, Tintabangsa.com – Provinsi Bengkulu akhir-akhir ini dilanda dengan bencana alam hidrologi. Hal ini, disebabkan oleh cuaca ekstrem La-Nina. Dimana Provinsi Bengkulu kemarin mengalami peningkatan curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga menyebabkan banjir, tanah longsor dan juga pohon tumbang. Walaupun demikian, curah hujan saat ini sudah mulai menurun. Akan tetapi, angin kencang disertai hujan ringan dan petir masih menghembus di beberapa kabupaten di Provinsi Bengkulu.

Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Provinsi Bengkulu, Khristian Hermansyah menuturkan, di Provinsi Bengkulu terdapat 8 Kabupaten yang dilanda bencana alam, berupa banjir, tanah longsor dan juga pohon tumbang. Kabupaten terdampak meliputi; Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu.

“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada korban jiwa. Kerugian keseluruhan diperkirakan diperkirakan Rp 970 juta. Kemungkinan, ini akan bertambah lagi. Dan untuk kerugian yang paling besar itu di 1 wilayah.” tutur Herman, Kamis (10/02/2022).

Walaupun demikian, Herman mengatakan, daerah yang terdampak banjir saat ini sudah mulai surut dan mengering. Akan tetapi untuk posko-posko masih tetap dibuka. Hal ini, disebabkan karena masih terdapat 1 wilayah di Provinsi Bengkulu yang posisinya naik status menjadi tanggap darurat. Yaitu Kabupaten Bengkulu Utara dengan kerugian tertinggi. Pertanggal 07 Februari kemarin ketinggian air mencapai 30 cm sampai dengan 1 Meter.

“Kabupaten Bengkulu Utara. Posisinya lagi naik status, untuk 7 hari kedepan. Kalau melihat peringatan dini dari BMKG, memang cuaca sekarang cukup ekstrem. Di update persatu jam, ini adalah dampak dari La-Nina yang akan berakhir di pertengahan bulan Maret nanti,” ujar Herman.

Herman menegaskan bahwa upaya yang dilakukan BPBD dalam hal ini tanggap darurat dengan sistem komando. Karena penanggulangan bencana sudah siap sedia dalam menangani bencana alam yang akan terjadi dan sudah terjadi, dimulai dari BNPB, BPBD Provinsi dan juga BPBD Kota. Setiap terdapat peringan dini yang diberikan BMKG kepada BPBD melalui WAG, pihal BPBD akan langsung menyampaikan kedaruratan dari tingkat
status bencana, mulai dari siaga sampai waspada.

“Apabila sudah membentuk sebuah tim lapangan, yaitu Relawan. Relawan inilah yang sangat berperan. Provinsi Bengkulu sendiri, sudah mempunyai 1.500 orang relawan yang siap dan sedia membantu di setiap Kabupaten, Kota. Relawan ini disebut dengan Relawan Mitigasi. Jadi sebelum bencana terjadi, mereka sudah bisa melihat dan memprediksi mulai dari 1 jam ke depan.”

Dalam hal ini, pemerintah juga sangat berperan penting dalam membantu korban bencana alam, berupa makanan siap saji dan lain sebagainya yang nantinya diberikan kepada para korban. Herman mengimbau kepada masyarakat agar tetap siaga. Dengan ini, pastinya dapat mengurangi angka korban yang terdampakan bencana.

“Tentunya bagaimana menyikapi dari hal tersebut. Pertama siapkan lah berkas-berkas yang penting, surat berharga, terus kalau memang ada obat-bat tertentu. Semua itu dimasukan dalam sebuah tas. Apabila dikemudian hari ada darurat, itu dulu yang dibawa.”

Tidak hanya itu, terkait jembatan Seluma yang putus, pihak BPBD Provinsi sudah berkoordinasi kepada pihak terkait, yaitu BPBD Kabupaten Seluma. Sampai saat ini mereka masih mengaksesment berapa kerugian dari pada jembatan tersebut.

“Kalau nanti diasesment, akan ada usulan dari pihak Kabupaten Seluma, terutama BPBDnya. Dan kita gencar serta kasih masukan agar mereka segera menurunkan tim khusus untuk mengaksesment hal itu. Untuk perbaikan, sampai saat ini pihak dari Kabupaten Seluma Siaga, dan belum ada rencana perbaikan, karena masih ada jalur lain yang bisa dilewati sebagai alternatif.” (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *