Dua Caleg Petahana, Asal Kecamatan Air Rami Diprediksi Lolos di Pileg 2024

Mukomuko, tintabangsa.com – Indarjo, Mantan Calon Wakil Bupati Kabupaten Mukomuko periode tahun 2004-2009, memprediksi dua Caleg petahana asal Kecamatan Air Rami bakal terpilih kembali di Pileg 2024 Kabupaten Mukomuko.

Dua Caleg ini dikenal petarung sejati pada saat men Caleg pada periode sebelumnya yakni, Antonius Dale, dari Partai Perindo, nomor urut 4, dan Siswanto, dari PAN nomor urut 1. Ke dua Caleg petahana ini diyakini sudah memiliki lumbung suara yang siap mengantarkan ke duanya untuk kembali duduk di DPRD Kabupaten Mukomuko 2024 -2029.

Prediksi ini diungkapkan oleh Indarjo, kepada awak media tintabangsa.com, ketika ditemui di Kecamatan Air Rami, Kabupaten Mukomuko, pada Selasa (30/1/2024).

“Memang sulit diramal, Siapa Caleg dari Kecamatan Air Rami yang bakal lolos di Pileg 2024 Kabupaten Mukomuko nanti. Ramalannya sekarang ini agak kacau kaya ramalan cuaca tergantung iklimnya,” kata Indarjo.

Namun kata Indarjo, dua Caleg dari Kecamatan Air Rami ini diyakini bakal bertarung ketat dan bisa lolos mewakili masyarakat Kecamatan Air Rami di DPRD Kabupaten Mukomuko 2024.

“Saya anggap Caleg yang dua lini yakni Antonius Dale dan Siswanto sudah cerdas sudah pernah duduk tinggal melanjutkan lagi. Artinya mereka ini sudah mempunyai lumbung suara yang siap memenangkan mereka di Pileg 2024 nanti” tambah Indarjo

Indarjo menyampaikan, untuk periode Kecamatan Air Rami harus punya dewan tetapi harus yang benar -benar dewan, ibarat ayam jago itu bisa bertarung dan bisa di lihat, bukan sekedar masuk untuk memenuhi apa kemauan mereka sendiri.

“Harapan kita, Antonius Dale dan Siswanto harus duduk lagi. Kuota sudah ada, jatah sudah ada, kursi sudah ada, duduk sudah pernah masa meneruskan saja gak bisa. Kecuali masih baru ia wajar kalau kalah krena belum pengalaman,”ujarnya

Menang dan kalah kata Indarjo, memang tergantung masyarakat mau milih atau tidak juga tidak lepas dari usaha caleg itu sendiri mau berusaha atau tidak, artinya antara caleg dan masyarakat harus ada kerjasama yang saling menguntungkan.

Disamping itu juga ujar Indarjo, Caleg harus bisa mencerdaskan masyarakat memberi pemahaman tentang politik supaya mereka paham apa itu politik.

Terkadang ujar Indarjo, masyarakat tidak bisa disalahkan karena pengalaman dan pola pikirnya tentang politik itu masih minim sehingga masyarakat perlu dididik secara politik dengan pengetahuan yang luas diberi pemahaman yang jelas, apa manfaat politik, sehingga masyarakat sadar dan mengerti.

“Ini kan masyarakat belum banyak yang paham apa itu politik sesungguhnya. Taunya mereka politik itu bagi- bagi duit, siapa yang bagi akan dipilih. Itu terjadi karena masyarakat belum semua yang memahami apa itu politik,” terangnya.

Kata Indarjo, bisa saja pola pikir yang seperti itu diduga diakibatkan adanya janji-janji Caleg yang tidak ditepati sebelumnya. Ia menduga Caleg sebelum duduk pernah mengumbar janji ke masyarakat mau ini dan itu, tapi setelah duduk lupa dengan janjinya, sehingga janji yang tidak ditepati Caleg itu membekas di hati masyarakat.

Intinya lanjut Indarjo, membangun manusia itu harus seutuhnya. Menurutnya manusia ibarat kendaraan, mesin bagus, bannya bagus, remnya bagus, tapi tangkinya tidak berisi bensin pasti tidak bisa jalan. Mesin bagus bensin ada, oli mesin ada ada tapi kampas rem habis kalau dipaksa jalan akan kebablasan.

“Nah sekarang ini, manusia banyak yang tidak punya rem, dia mengumbar hawa nafsunya, menghalalkan segala cara karena remnya tidak fungsi. Nah itu yang perlu diperbaiki,” cetusnya.

Pada kesempatan tersebut, Indarjo juga menyinggung masalah issue money politik atau praktek bagi-bagi uang menjelang Pemilu. Menurutnya,, issue money politik bukan rahasia lagi bahkan sudah menjadi wabah dan perlu diberantas.

“Sekarang misalnya, bapak mau mencalon bupati, bapak cari partai kalau gak dikasih duit partainya kira – kira mau apa ngak ? Sekarang banyak orang hidup di dunia ini yang dipikirkan cuman duit. Menurutnya itu terjadi karena manusia itu tidak dibangun seutuhnya,” katanya.

Indarjo menyebutkan, andaikan manusia itu dibangun seutuhnya, maka semuanya akan berjalan bagus. Sekarang aja kata Indarjo, Anak TK aja kalau tidak dikasih duit tidak berangkat.

Ia juga menyebutkan, bahwa Prinsip orang sekarang sudah jauh beda dengan orang dulu. Kata Indarjo, kalau orang dulu itu tidak semata – mata semuanya bisa dinilai dengan duit, ada pengabdian sehingga kalau meninggal nanti dapat pahala dan masuk sorga.

“Mudah-mudahan kalau masyarakat sudah memahami apa itu politik sesungguhnya, maka masyarakat akan menggunakan hak suaranya di Pileg 2024 bukan berdasarkan
duit.”Pungkasnya.

“Kalau sekarang, masyarakat kalau diajak milih malah balik nanya ada duitnya ngak, kalau ada duitnya dipilih, kalau tidak ada duitnya tidak dipilih. Jadi pola pikir seperti ini harus dirubah. Untuk merubah hal itu para caleg termasuk timnya dan orang- berpendidikan harus mau memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa hidup ini arah dan tujuannya tidak sekedar mendapatkan duit. Itu yang kita harapan ” Pungkas Indarjo. (AS/TB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *