Kasus Pembunuhan Simaembowo Laia Masih Belum Diungkap Polres Nias Selatan

BERITA, Asahan, HEADLINE, SUMUT5503 Dilihat

Kepulauan Nias, Tintabangsa.com – Kasus pembunuhan terhadap seorang wanita bernama Simaembowo Laia (60) Warga Desa Mondrowe, Kecamatan Siduaori, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara hingga kini masih belum tuntas. Rabu (13/09/2023).

Kasus pembunuhan itupun diduga dimutilasi dengan kondisi kepala terpisahkan pada saat penemuan mayat pada 18 Februari 2023 sehingga membuat warga semakin heboh.

Salah seorang keluarga korban, Sudirman Telaumbanua menyampaikan bahwa kasus ini sudah setengah tahun bergulir dan pihak kepolisian masih belum berhasil mengungkap.

“Kapolres Nias Selatan harus memiliki tekad untuk mengungkap kasus pembunuhan Simaembowo karena sudah terlalu lama dan seakan-akan terbengkalai, “Ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa jika tidak diselesaikan, kasus ini akan menambah jumlah “dark number”, yaitu kejahatan yang tidak pernah terungkap oleh pihak kepolisian.

“Kasus ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan dan sepertinya semakin terbengkalai atau tidak ada perkembangan tindaklanjut, “Cetusnya.

Diketahui sebelumnya, mantan Kapolres Nias Selatan, AKBP Reinhard H. Nainggolan, pada saat konferensi pers menyampaikan bahwa progres penanganan kasus tersebut sudah mulai mengerucut dan mengaku sudah mengantongi beberapa nama diduga pelaku serta sudah tingkatkan ke penyidikan.

Tapi anehnya, seiring berjalannya waktu dengan telah berganti posisi Kapolres Nias Selatan yang dipimpin oleh AKBP Boney Wahyu Wicaksono, SIK., diduga masih belum mampu mengungkap identitas pelaku yang sudah dikantongi oleh Kapolres yang lama.

“Dengan hadirnya pimpinan yang baru, baiknya harus dimulai dengan mengungkap kasus-kasus lama yang belum terselesaikan termasuk kasus pembunuhan terhadap orangtua kami Simaembowo Laia supaya mendapatkan titik terang siapa pelaku, “Ujarnya.

Sesuai informasi dilansir LENSANUSA.COM yang sedang beredar bahwa pada waktu itu ada saksi yang sedang melihat pertengkaran korban pada seseorang waktu itu, dan pada hari itu juga sikorban dibunuh.

Jika benar pernyataan yang melihat pertengkaran korban kepada polisi atau di media itu merupakan suatu pentunjuk kepada polisi karena yang melihat pertengkaran itu berinisial AN didepan rumah kosong ama nife disamping rumah saksi inisial AR.

Apalagi pada saat itu, ada orang tiga kali mondar mandir disekitar penemuan mayat korban yang melihat itu bernama inisial OH dia berada disemak-semak.

“Kami pihak keluaga meminta polisi nias selatan segera memanggil AN dan OH karena itu merupakan suatu petunjuk dalam mengungkap kasus itu, kalau tidak berarti berita itu hoax, “Kata Sudi.

Selain itu, pernyataan kepala desa mondrowe bahwa ada saksi-saksi yang terus diintimidasi dan ada beberapa kali seseorang inisial BL berpura pura mendatagi sekitar rumah saksi sambil menbawa parang dipunggungnya dan penyataannya itu seakan akan mengalihkan perhatian polisi.

“Kami pihak keluarga curiga kepada kepala desa mondrowe dan terbukti seorang saksi dipengaruhi sampai mengasi uang serta mengancam apabila tidak diikuti perintah-nya dengan mengeluarkan dari jabatan LPM.

“Itu sudah terbukti memecat LPM secara sepihak tanpa peringatan, jangan-jangan kepala desa terlibat pada kasus pembunuhan Simaembowo, “Tambah Sudi.

Kapolres Nias Selatan AKBP Boney Wahyu Wicaksono, SIK., melalui Kasat Reskrim, Freddy Siagian saat dikonfirmasi terkait perkembangan kasus tersebut melalui Whatsappnya. Namun, sepertinya kurang bersahabat dan tidak merespon meskipun sudah terbaca. (YL/TB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *