Lebong, tintabangsa.com – Akibat bercanda gendong-gendongan siswa inisial A kelas 6 SD di Kecamatan Lebong Atas alami patah tulang. Hingga hari ini tidak dapat mengikuti aktivitas belajar di sekolah, Kamis (6/4/2023).
Keluarga korban belum memberikan izin anaknya untuk mengikuti aktivitas belajar di sekolah karena khawatir kejadian serupa terulang kembali.
“Masih belum diizinkan sekolah, A ini kan belum sembuh total. Tulangnya masih belum lurus. Nanti kalau masuk sekolah disenggol temannya justru malah jadi lebih parah,” jelas Helpi Kusmawati (39) saat diwawancarai awak media di kediamannya di Kecamatan Lebong Atas, Kamis (6/4/2023)
Dikatakan Kepala Sekolah SD tersebut, kejadian dialami A (11 tahun) sekitar seminggu sebelum isra’ mi’raj (18/2/2023).
“Sudah lama kejadiannya, sekitar seminggu sebelum 18 Februari 2023. Korban juga sudah sempat diobati di Desa Pelabai dengan cara di urut,” jelas Sufini selaku Kepala SD 52 Lebong.
Sufini juga mengamini bahwa kejadian ini terjadi akibat siswa saling bercanda sesama teman sekelas.
“Siswa A ini naik ke punggung siswa F seperti ingin digendong. Siswa F langsung refleks berdiri, kemudian A terjatuh,” tambah Sufini saat diwawancarai awak media di kediamannya di Desa Tik Tleu Kecamatan Pelabai.
Saat di wawancarai di Kediamannya di Kecamatan Lebong Atas, ibu korban menjelaskan kronologis yang berbeda,
“Kemarin iya saya pikir anak saya yang salah kalau dia naik ke punggung temannya (F), tapi belakangan anak saya ini cerita kalo dia dalam posisi berdiri. Nah, siswa F masuk di antara kaki A, kemudian tiba-tiba berdiri. Disitu anak saya langsung terjatuh,” jelas orang tua Siswa A, Kamis (18/4/2023).
Berdasarkan pengakuan Siswa A, Kedua belah pihak (A dan F, red) ini memang berteman dan kejadian ini terjadi disebabkan karena kecelakaan.
Namun pihak keluarga A menyayangkan kelalaian dari pihak sekolah karena kejadian tersebut terjadi saat jam sekolah berlangsung.
“Kami menyayangkan kelalaian dari pihak sekolah. Kita tidak tahu nasib, siapa tau nanti anak kami mau ikut tes polisi atau tentara. Kalau sudah patah begini, mau diapakan.” sesal Ibu Siswa A.
Pada Rabu (5/4/2023), pihak sekolah sudah mendamaikan kedua belah pihak dengan mendatangkan orang tua siswa A dan siswa F untuk dimediasi secara kekeluargaan di sekolah dengan disaksikan bhabinkamtibmas, sekretaris desa, beserta pihak Polsek Lebong Atas.
“Sudah selesai secara kekeluargaan, kemarin (5/4) bapak siswa A sudah hadir dan menandatangani surat perjanjian damai,” terang Sufini.
Sebelum berita ini diterbitkan sempat beredar video Bapak siswa A melakukan sikap hormat di tiang bendera SD untuk meminta klarifikasi pihak sekolah terkait kejadian patah tulang yang dialami Siswa A. (bks)