Mukomuko, Tintabangsa.com – Plafon gedung di bagian pintu masuk sekolah SMPN 22 yang berada di Desa Air Bikuk, Kecamatan Pondok Suguh ini, kini kondisinya memprihatinkan sekali, selain sudah lapuk dan bocor, kini kondisi bagian tengah plafon juga tampak sudah turun, tidak menutup kemungkinan, jika tidak segera diperbaiki, plafon itu diprediksi tak lama akan ambruk dan dikawatirkan akan memakan korban jiwa.
Plafon gedung sekolah terlihat memprihatinkan ketika para awak media melakukan kunjungan dalam rangka memantau situasi kegiatan belajar mengajar di sekolah ini, Selasa (13/09/2022),
Tiba di sekolah sekitar pukul 11.00 Wib, dalam suasana hujan turun terpantau air memancar deras dari plafon hingga membanjiri lantai gedung sekolah.
Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah SMPN 22 Mukomuko, Malaka, S.Pd, Gr saat mengatakan, bahwa plafon gedung yang kini kondisinya rusak berat merupakan salah satu keluhan bagi pihak ekolah saat ini.
“Kondisi plafon gedung yang rusak ini sudah berjalan selama 2 tahun namun sampai sekarang ini belum kunjung diperbaiki karena terkendala masalah biaya. Sejak jadi kepala sekolah di SMPN 22 Mukomuko ini kita sudah berusaha dengan mengajukan proposal kepada pihak perusahaan PT. Agromuko namun realisasinya belum ada sampai saat ini, mudah mudahan dalam waktu dekat dapat terealisasi sehingga plafon yabg rusak ini bisa diperbaiki,” jelas Kepsek.
Malaka menambahkan, Dulu sekolah ini termasuk dalam kategori sekolah besar karena jumlah muridnya lebih dari 100 murid, namun sekarang menjadi sekolah kecil sebab muridnya saat ini hanya berjumlah 94 murid.
“Sekolah ini dulu besar, sekarang menjadi sekolah kecil karena jumlah siswanya kurang dari 100. Kan kalau jumlah murid diatas 120 tergolong sekolah menengah keatas. Dulu muridnya 9 lokal, kini hanya 4 lokal artinya 5 lokal menganggur,” ujarnya.
Menurut Malaka, ada beberapa faktor penyebab berkurangnya jumlah murid di sekolah ini, salah satunya berdiinya sekolah baru di desa tetangga.
“Misalnya, di Desa Bunga Tanjung dulu belum ada SMPN sehingga anak tamatan SD dari Desa Bunga Tanjung banyak bersekolah ke sini, tapi sekarang di sana sudah ada SMPN 45 mereka sudah bersekolah di sana. Kemudian mungkin selama Pandemi Covid -19, sekolah ini kurang daya gebraknya sehingga sebagian anak tamat SD dari Desa Air Bikuk ini malah memilih masuk pesantren. Itulah beberapa faktor penyebabnya,” lanjut Kepsek.
Dijelaskan oleh Malaka, Langkah yang dilakukan untuk mengatasi keluhan ini, pihaknya dalam waktu dekatt akan meninjau ulang pengajuan proposal ke perusahaan PT. Agromuko
“Kami berharap adanya perharian dari perusahaan PT. Agromuko dan PT. DDP. Kalaupun nanti tidak ada mau tak mau komyte harus cari dana lain. Karena Pelafon ini menjadi prioritas utama. Sementara untuk tempat parkir dan antisifasi banjir prioritas berikutnya.” Pungkas Malaka, S.Pd, Gr. (AS/TB)