Usai Kontroversi, OJK Bengkulu Gelar Konferensi Pers dan Minta Maaf

Tintabangsa.com, Bengkulu – Dunia jurnalistik Provinsi Bengkulu baru-baru ini digemparkan oleh insiden “kick out” jurnalis dari grup WhatsApp Sinergi Media bersama OJK Bengkulu.

Kejadian itu bermula ketika sejumlah wartawan meminta data terkait program donor darah yang dilaksanakan OJK. Namun komunikasi yang sejatinya bertujuan untuk koordinasi justru berujung pada miskomunikasi.

Respons yang diterima para jurnalis dianggap tidak memadai, hingga situasi memanas dan akhirnya beberapa wartawan dikeluarkan dari grup WhatsApp oleh admin grup yang merupakan bagian dari tim Humas OJK, Delpa Susianti.

Tindakan tersebut langsung menuai protes keras dari sejumlah jurnalis Bengkulu. Mereka menilai langkah mengeluarkan wartawan dari ruang komunikasi resmi lembaga negara merupakan tindakan yang tidak mencerminkan profesionalisme kehumasan, sekaligus dinilai bertentangan dengan UU Pers dan UU Keterbukaan Informasi Publik.

Reaksi keras pun bermunculan karena peristiwa itu dianggap sebagai bentuk pembatasan akses informasi yang seharusnya dijamin undang-undang.

Menyesali terjadinya insiden tersebut, OJK Bengkulu kemudian menggelar konferensi pers sebagai bentuk permohonan maaf dan klarifikasi.

Konferensi pers dihadiri berbagai asosiasi organisasi wartawan maupun organisasi media massa selingkup Provinsi Bengkulu yang secara resmi diundang oleh OJK.

Kepala OJK Bengkulu, Ayu Laksmi Syntia Dewi, menyampaikan maaf secara terbuka kepada seluruh jurnalis yang terdampak. Ia menegaskan bahwa peristiwa itu merupakan bentuk miskomunikasi yang tidak semestinya terjadi, sekaligus menegaskan bahwa OJK akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola komunikasi internal mereka.

“Kami menyadari bahwa kejadian kemarin bukanlah contoh komunikasi yang baik. Ini menjadi pelajaran penting bagi kami untuk memperbaiki diri. Ke depan, kami berkomitmen menjaga hubungan yang lebih terbuka, lebih profesional, dan lebih menghargai peran kawan-kawan media,” ujar Ayu dalam pertemuan yang diadakan OJK Bengkulu di salah satu restoran di Kota Bengkulu, Selasa (9/12/25).

Sementara itu, Delpa Susianti, selaku petugas humas yang mengeluarkan wartawan dari grup WhatsApp, juga menyampaikan permohonan maaf secara langsung. Delpa mengakui bahwa tindakannya dipicu emosi sesaat dan tidak seharusnya dilakukan dalam konteks hubungan antara lembaga dan media.

“Saya meminta maaf kepada rekan-rekan jurnalis, terutama mereka yang saya keluarkan dari grup. Saya akui keputusan itu keliru dan tidak pantas. Saya berharap permohonan maaf ini bisa diterima, dan menjadi awal untuk hubungan yang lebih baik ke depannya,” ujarnya.

Konferensi pers tersebut menjadi momentum penting bagi rekonsiliasi antara OJK Bengkulu dan insan pers.

Para wartawan yang hadir mengapresiasi langkah OJK yang secara terbuka mengakui kesalahan, namun tetap menegaskan bahwa prinsip keterbukaan informasi dan penghormatan terhadap kerja jurnalistik tidak boleh dinegosiasikan.

Mereka berharap insiden ini menjadi pengingat bahwa hubungan antara lembaga publik dan media harus dibangun atas dasar transparansi, profesionalitas, dan saling menghargai peran masing-masing.

Dengan permintaan maaf yang telah disampaikan, OJK Bengkulu diharapkan mampu memperbaiki tata kelola komunikasi publiknya dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang. Para jurnalis juga berharap momentum ini dapat memperkuat sinergi antara media dan lembaga negara dalam menyediakan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat. (bks)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *