Pelatihan “Public Speaking for Leadership & Komunikasi Kepemimpinan” Batch 1 Tahun 2025 Sukses Digelar

Ap Premier Batam, Rabu, 26 November 2025 — Pelatihan Public Speaking for Leadership & Komunikasi Kepemimpinan Batch 1 Tahun 2025 sukses diselenggarakan dan mendapat antusiasme tinggi dari para peserta. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana interaktif, penuh praktik, dan dipandu langsung oleh Karina Rasmita Sembiring, seorang Certified Public Speaker, Pembicara Publik ,Mentor dan Instruktur BNSP, Master Enterpreneursip yang telah berpengalaman dalam pengembangan kompetensi kepemimpinan.

Acara dibuka oleh Ali Islami, seorang Public Speaker ( CPS ) yang dikenal energik dan berpengalaman. Sebagai MC pembuka, Ali Islami memberikan pembawaan yang hangat, interaktif, dan mampu membangun suasana pelatihan menjadi lebih hidup sejak menit pertama. Pembukaan oleh Ali Islami menjadi momentum penting untuk menyatukan fokus peserta dan mempersiapkan mereka memasuki sesi utama pelatihan.

Pelatihan ini dirancang untuk menjawab tantangan komunikasi para pemimpin di era modern, khususnya bagaimana seorang leader mampu berbicara dengan jelas, memimpin dengan ketegasan, sekaligus menjaga hubungan emosional yang sehat dengan timnya.

Dalam sesi materinya, Karina menekankan bahwa seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki kemampuan teknis. Hal terpenting adalah kemampuan menyampaikan arahan, tujuan, dan kebijakan secara efektif sehingga dapat dipahami dan diikuti oleh seluruh anggota tim.

“Komunikasi adalah GPS bagi sebuah tim. Jika pesannya jelas, tim bergerak ke arah yang benar. Jika tidak jelas, tim mudah tersesat,” ujar Coach Karina di hadapan para peserta.

Pelatihan ini juga memperkenalkan konsep Ethos, Pathos, dan Logos sebagai strategi utama komunikasi pemimpin, yang dapat membantu pemimpin mengurangi miskomunikasi dalam lingkungan kerja.

Tidak hanya mempelajari teknik berbicara, peserta juga diajak memahami struktur public speaking yang efektif. Karina menjelaskan bahwa public speaking seorang pemimpin tidak hanya terjadi di panggung, melainkan setiap hari, saat memberikan arahan, menegur bawahan, memimpin rapat, atau bahkan ketika mengirim pesan singkat melalui WhatsApp.

“Pemimpin berbicara bukan untuk didengar—tetapi agar dimengerti dan diikuti,” tegasnya.

Untuk menjaga energi peserta, pelatihan ini juga dilengkapi dengan sesi ice breaking dan games interaktif yang dirancang untuk mencairkan suasana, meningkatkan fokus, dan menciptakan kedekatan antar peserta.

Berbagai aktivitas seru dilakukan, mulai dari permainan konsentrasi, tantangan komunikasi cepat, hingga games kolaborasi yang menuntut kerja sama tim.

Sesi ini berhasil membuat ruangan menjadi penuh tawa, semangat, dan interaksi positif. Peserta merasa lebih rileks dan siap menyerap materi secara maksimal setelah suasana mencair.

Salah satu materi yang mendapat perhatian besar adalah topik komunikasi lintas generasi, mulai dari Baby Boomers, Gen X, Millennials, Gen Z, hingga Gen Alpha.

Pelatihan ini membahas bagaimana setiap generasi memiliki karakter, gaya komunikasi, dan pola pikir yang berbeda. Pemimpin dituntut untuk menyesuaikan gaya bicara, bukan memaksakan gaya lamanya kepada generasi yang lebih muda.

“Pemimpin masa kini harus adaptif, fleksibel, dan memahami cara berpikir tiap generasi. Tanpa itu, komunikasi akan terhambat,” jelas Karina.

Selain teori, peserta mengikuti sesi simulasi dan praktik. Mereka diberikan sebuah kasus kepemimpinan yang menguji kemampuan:

  • menyampaikan arahan,
  • mengambil keputusan di bawah tekanan,
  • mengatasi konflik dan miskomunikasi,
  • serta menggunakan teknik komunikasi yang telah dipelajari.

Sesi praktik ini membuat pelatihan lebih hidup dan memberi peserta pengalaman langsung dalam menghadapi situasi nyata dalam sebuah tim kelompok.

Di akhir kegiatan, peserta menyampaikan bahwa materi ini membuka wawasan baru tentang pentingnya komunikasi dalam memimpin, terutama dalam menyatukan tujuan tim.

Pelatihan ditutup dengan pesan kuat dari Karina:

“Kepemimpinan bukan hanya tentang memberi instruksi, tetapi tentang membangun kejelasan, menumbuhkan kepercayaan, dan menciptakan perubahan. Komunikasi Anda adalah arah, tindakan Anda adalah teladan, dan konsistensi Anda adalah alasan tim mau mengikuti.”

Kegiatan ditutup dengan penyerahan sertifikat serta sesi foto bersama seluruh peserta dan panitia penyelenggara.

(Ysf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *