Bengkulu, TintaBangsa.com – Tahun anggaran 2025 kini memasuki kuartal terakhir. Dengan sisa waktu hanya beberapa bulan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dihadapkan pada dua tantangan utama: yaitu mengejar pendapatan asli daerah (PAD) dan mempercepat serapan anggaran demi mencapai target pembangunan.
Wakil Ketua I DPRD Provinsi Bengkulu, Teuku Zulkarnain, SE, menyoroti pentingnya langkah agresif untuk mengatasi kedua isu ini. Dalam rapat paripurna penandatanganan nota kesepakatan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Perubahan 2025 yang digelar pada Kamis (11/9), Teuku Zulkarnain menyampaikan kekhawatirannya terkait realisasi PAD yang masih berada sekitar Rp 23 miliar di bawah target pada awal September.

“Dari sisa waktu yang ada, peluang untuk mengejar target masih terbuka. Namun, kita perlu usaha ekstra dan kerja keras dari semua pihak terkait,” ujar Teuku Zulkarnain dengan penuh semangat.
Ia mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama tertundanya pencapaian PAD adalah revisi Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Revisi ini sempat membuat masyarakat bingung, sehingga mereka menunda pembayaran pajak. Namun, setelah perda tersebut disahkan, situasi mulai berangsur membaik.
“Permasalahan utama sudah selesai, sekarang tinggal bagaimana pemerintah daerah melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) serta organisasi perangkat daerah (OPD) teknis lainnya mampu memaksimalkan potensi PAD di sisa waktu yang tersisa,” jelasnya lebih lanjut.
Teuku optimistis bahwa jika kekurangan sebesar Rp 23 miliar bisa teratasi, maka Bengkulu tidak lagi akan berbicara tentang defisit anggaran. Justru sebaliknya, dengan optimalisasi kerja sama antar-lembaga teknis, target PAD dapat tercapai dengan baik sesuai proyeksi awal.
Saat kuartal terakhir tahun anggaran 2025 ini terus berjalan, DPRD Provinsi Bengkulu menjadi garda terdepan dalam memastikan berbagai kebijakan mampu diimplementasikan secara efektif di lapangan. Sebuah pesan yang kuat untuk pemerintah daerah bahwa waktu tidak banyak tersisa, namun kerja keras dan sinergi adalah kunci keberhasilan bersama. (Adv)