Diduga Pelayanan RSUD dr. M Thomsen Nias Lamban, Keluarga Pasien Ngamuk

Gunungsitoli, Tintabangsa.com – Beredar luas video di media sosial adanya Keluarga Pasien mengamuk di RSUD dr. M. Thomsen Nias, Sumatera Utara. Mereka merasa bahwa pihak rumah sakit terlambat penanganan untuk membawa keruangan ICU hingga orangtuanya meninggal dunia.

Dalam rekaman video tersebut, terlihat pihak keluarga berteriak-teriak dan menangis histeris serta membanting kursi dan tabung oksigen menjadi sasaran kemarahan keluarga tersebut.

Direktur RSUD dr M.Thomsen Nias dr. Noferlina Zebua saat di konfirmasi membenarkan bahwa kejadian kemarahan keluarga pasien tersebut adalah benarbenar akan tetapi terkait alasan keterlambatan penanganan itu tidak benar.

“Petugas kita sudah berusaha kerja sesuai SPO, tapi mungkin keluarga belum dapat menerima karena sangat mendadak, pihak rumah sakit juga sedang memastikan kronologisnya, “Ungkapnya kepada wartawan. Rabu (22/05/2024).

Diterangkannya, akan menindaklanjuti atau memproses bila ada kelemahan para nakes tapi saat ini pihak rumah sakit juga merasa dirugikan dengan sikap seperti ini, tidak seharusnya merusak fasilitas pelayanan publik dan mengganggu kenyamanan pasien lain.

Selain itu, pihak dokter dan nakes juga saat ini merasa terintimidasi dengan perlakuan keluarga pasien dan mengaku sudah memanggil seluruh nakes yang terkait dengan menelusuri catatan rekam medis dan semua tindakan/pelayanan yang diberikan sejak pasien masuk.

“Untuk proses hukum kita sedang berproses bila nanti diperlukan, karena kita juga menghargai keluarga yang sedang berduka karena kehilangan kelurga mereka, ” Tandas Noverlina.

Ditempat terpisah, Adilwan Gea salah seorang tokoh pemuda sekaligus anggota DPRD terpilih dari Partai PDI Perjuangan tahun 2024-2029 Dapil II Kabupaten Nias menanggapi peristiwa tersebut bahwa setahunya ada banyak sekali dokter yang double job sehingga tidak tepat waktu bahkan jadinya tidak fokus mengurus pasien.

Aapalagi, dengan dokter-dokter yang sudah buka praktek tentunya lebih memaksimalkan pelayanan ditempat prakteknya.

“Kalau saya pribadi berpendapat baiknya teman-teman aktivis menjejaki langsung kejadian ini dan bila perlu diusut bila ada indikasi kelalaian, “Tegasnya.

Adilwan berharap kepada para tenaga kesehatan untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan yang maxsimal kepada pasien, jangan ada cara pandang yang berbeda terhadap pasien yang membutuhkan pelayanan, baik kepada masyarakat yang kurang mampu maupun juga kepada pengusaha ataupun para pejabat. (YL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *