Bengkulu, TintaBangsa.com – Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu terus memperkuat posisinya sebagai kampus yang inklusif dan responsif terhadap isu sosial. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah mengadakan kegiatan bertajuk “Penguatan Kelembagaan Unit Layanan Disabilitas”. Acara ini digagas oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu pada Kamis, 18 September 2025.
Berlangsung di Ruang Pelatihan Gedung Student Center, kegiatan ini menghadirkan Devi Rahayu, Komisioner Komnas Perempuan, sebagai pembicara utama. Dalam paparan materi, Devi menyoroti pentingnya penguatan layanan untuk penyandang disabilitas, penerapan nilai inklusi, serta peran strategis perguruan tinggi dalam menciptakan ruang yang aman dan setara bagi berbagai lapisan mahasiswa.
Acara dibuka oleh Mirwan Fasta, M.Si., Kepala Biro Akademik, Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK) UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Dalam sambutannya, Mirwan menekankan bahwa kolaborasi antarlembaga menjadi faktor penting untuk membangun tata kelola kampus yang inklusif dan berkesinambungan.
Inisiatif ini tidak lepas dari visi besar Ahmad Syarifin, M.Pd., Kepala PSGA UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, yang menyatakan bahwa Unit Layanan Disabilitas harus menjadi lebih dari sekadar penyedia fasilitas teknis. Unit ini diproyeksikan menjadi bagian integral dari upaya mewujudkan Kampus Merah Putih yang berkeadilan gender, ramah anak, serta peduli terhadap kelompok rentan dalam lingkup akademis.
Kegiatan ini dihadiri berbagai elemen sivitas akademika UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Kehadiran mereka menegaskan dukungan komunitas kampus terhadap nilai-nilai keberagaman dan inklusi. Dengan dimulainya langkah ini, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu berharap mampu menjadi pelopor perguruan tinggi yang adaptif, progresif, dan memberikan dampak positif secara nasional. (Adv)