Dari Desa hingga Dunia Digital, Lulusan FISE UNRAS Siap Jadi Teladan dan Penggerak Daerah

Bengkulu Utara – Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Ratu Samban (UNRAS) resmi menutup rangkaian yudisium tahun ajaran 2024/2025 dengan penuh kebanggaan dan harapan baru. Setelah Program Studi Ilmu Komunikasi lebih dulu menggelar yudisium pada 19 Juli lalu, kini giliran Program Studi Ekonomi Pembangunan periode XIX dan Program Studi Administrasi Negara periode XX melepas 36 sarjana baru melalui Rapat Senat Terbuka yang berlangsung khidmat di Aula UNRAS, Arga Makmur, Rabu (18/9).

Jika pada Juli lalu sorotan tertuju pada Dio Riski yang meraih IPK tertinggi 3,86 sekaligus menjadi lulusan tersenior Prodi Ilmu Komunikasi, prosesi kali ini juga menghadirkan kisah inspiratif. Umi Solehawati tampil sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,59 predikat dengan pujian. Di sisi lain, Delia Putri Indarti menjadi lulusan termuda di usia 21 tahun, sementara Agustian Prana Jaya membuktikan bahwa tekad tak mengenal batas usia dengan menyelesaikan studi di usia 43 tahun.

Rektor UNRAS, Dr. Faisal Alhabib, M.Pd., dalam sambutannya memberikan pesan mendalam tentang makna kehadiran lulusan di tengah masyarakat. Menurutnya, keberhasilan seorang manusia diakui bukan dari gelar yang disandang, tetapi dari sejauh mana ia mampu memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada para orang tua yang telah mempercayakan pendidikan tinggi anak-anaknya kepada Universitas Ratu Samban. Kepercayaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan akademik,” ujarnya.

Faisal juga menekankan komitmen UNRAS dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya dosen lulusan doktoral, bahkan beberapa tenaga pengajar saat ini juga sedang menempuh pendidikan doktoral di kampus-kampus ternama di Indonesia.

Pesan senada juga disampaikan oleh Sekretaris Yayasan Ratu Samban, Ir. Rokhyanto. Ia menegaskan bahwa yudisium merupakan puncak dari rangkaian panjang proses pendidikan yang ditempuh mahasiswa. Menurutnya, tantangan terbesar lulusan saat ini bukan hanya bersaing di dunia kerja dan industri, tetapi juga menjaga sikap, termasuk dalam komunikasi publik di era digital.

“Beberapa waktu terakhir, kita melihat banyak tokoh dan petinggi negara yang tumbang hanya karena tidak bijak dalam ucapan, terutama di media sosial. Karena itu, kami berharap para lulusan dapat menjaga etika komunikasi dan memanfaatkannya secara positif,” pesannya.

Dekan FISE UNRAS, Drs. Salamun Haris, M.Si., menambahkan bahwa lulusan harus lebih adaptif dan peka terhadap perkembangan zaman, khususnya digitalisasi yang kini mempengaruhi hampir semua sektor. Ia mengajak para lulusan untuk menjadikan ilmu, kerja keras, dan doa sebagai bekal utama dalam memberikan kontribusi nyata bagi daerah dan masyarakat.

“Setelah kembali ke tengah masyarakat, jadilah orang-orang yang berbakti, membanggakan orang tua, dan siap memajukan daerah,” ujarnya. Salamun juga mengutip filosofi pendidikan nasional, Ing Ngarso Mangun Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, yang menekankan pentingnya seorang pemimpin menjadi teladan, pemberi semangat, sekaligus pendorong dari belakang.

Tahun ini, FISE UNRAS menorehkan capaian penting dengan total 52 lulusan dari tiga program studi. Sebanyak 16 lulusan berasal dari Prodi Ilmu Komunikasi yang yudisiumnya digelar lebih dulu, dan 36 lulusan lainnya dari Prodi Administrasi Negara serta Ekonomi Pembangunan. Hingga saat ini, jumlah total alumni FISE mencapai 1.094 orang, yang telah banyak berkiprah di pemerintahan, dunia usaha, hingga sektor swasta.

Rangkaian acara yudisium berjalan khidmat, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lagu Indonesia Raya, serta Mars UNRAS. Prosesi dilanjutkan dengan pembacaan SK yudisium, pelantikan peserta, pembacaan ikrar alumni, hingga sambutan dari berbagai pihak.

Dengan berakhirnya dua prosesi yudisium ini, UNRAS memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan yang tak hanya mencetak lulusan unggul secara akademik, tetapi juga berintegritas dan berdaya saing global. Dari kisah Dio Riski yang menginspirasi di bidang komunikasi, hingga Umi Solehawati dan rekan-rekannya yang siap berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan administrasi negara, seluruh lulusan membawa harapan baru bagi Bengkulu Utara dan Indonesia.

Dari ruang kuliah hingga kembali ke tengah masyarakat, para lulusan ini diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan—mewujudkan sinergi nyata antara pendidikan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *