Tintabangsa.com – Viral marketing merupakan tekhnik pemasaran dengan menggunakan media elektronik atau memanfaatkan jaringan sosial untuk mencapai tujuan pemasaran dengan menyebarkan informasi dan opini kepada orang lain mengenai sebuah produk atau jasa. Terdapat dua faktor psikologi pendukung yang membuat konsumen terdorong untuk membicarakan suatu produk secara positif, yaitu:
- Peer Pressure.
Peer Pressure adalah pengaruh dari kelompok sebaya, sejenis (peer group) agar seseorang mengubah perilaku, kebiasaan dan nilai dirinya agar dapat diterima dalam kelompok tersebut. Peer preesure memberikan tekanan pada seseorang untuk mengikuti kelompoknya, baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Peer pressure membuat orang melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan.
- Prestise.
Prestise atau kebanggaan pada dasarnya merupakan kebutuhan semua orang. Semua orang ingin dipandang dan dihormati oleh orang sekitarnya. Orang melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya lebih terpandang, mulai dari membeli barang – barang mewah, tampil di muka umum, berderma dan salah satunya dengan menunjukan pengetahuan dan kepandaian yang dimilikinya.
Fenomena marketing dengan metode ini menjadi hal yang menarik untuk dibahas, karena pada saat ini sesuatu yang viral akan menjadi tren untuk diikuti oleh masyarakat. Mengikuti tren karena viral akhirnya menjadi penyebab keputusan pembeli bagi konsumen. Kecenderungan untuk membeli barang-barang yang sedang tren menunjukkan tanda pembelian impulsif. Demi memenuhi tuntutan sosial atau menghindari perasaan tertinggal atau FOMO (Fear of Missing Out). Jadi konsumen memaksakan diri untuk membeli produk yang belum tentu menjadi kebutuhan
Impulsive buying adalah perilaku konsumen secara spontan untuk membeli suatu produk barang atau jasa tanpa perencanaan sebelumnya karena faktor emosional dan psikologi. Faktor viral ini menjadi penyebab yang sangat mempengaruhi konsumen sehingga terjadi impulsive buying. Prilaku ini dapat menyebabkan pengeluaran yang tidak perlu, pemborosan, dan bahkan mengancam kesehatan finansial.
Hal ini perlu menjadi perhatian bagi konsumen untuk tetap cerdas terhadap keputusan dalam membeli sesuatu. Menimbang manfaat, kebutuhan, dan urgennya barang atau produk yang akan dibeli. Bukan karena hanya untuk mengikuti tren, rasa penasaran dan takut tertinggal jika tidak membeli produk yang sedang tren atau viral pada saat ini. Kecenderungan terjadinya pembelian yang impulsif atau impulsive buying ini akan semakin meningkat jika kita tidak segera mengenali tandanya dan tanpa sadar terus melakukannya. Sebagai konsumen kita harus mulai bijak dalam membelanjakan sesuatu berdasarkan kebutuhan. Sikap cerdas dan bijak sebagai konsumen dalam membeli sesuatu akan menghindarkan diri dari sikap yang boros dan dampak negatif terhadap keuangan dimasa yang akan datang.