Tintabangsa.com, Medan – Keberhasilan aparat kepolisian, TNI, dan instansi terkait dalam mengamankan rangkaian ibadah umat Kristen di Sumatera Utara (Sumut) selama Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Paskah mendapat apresiasi tinggi dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia) Sumut.
Dalam keterangan resmi Senin (21/4), ketua DPD Pewarna Sumut, Tumpal Manik, menyebut kolaborasi antarinstansi ini sebagai bukti komitmen menjaga kondusivitas dan kerukunan di daerah.
“Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto, beserta jajaran telah bekerja maksimal dengan mengerahkan personel secara terukur. Ini memastikan ribuan jemaat bisa beribadah dengan nyaman,” ujar Tumpal didampingi Sekretaris Heryanson Munthe dan Bendahara Bartlomeus Sihotang.
Ia berharap sinergi serupa terus diterapkan tidak hanya pada hari besar keagamaan, tetapi juga dalam memberantas masalah sosial seperti narkoba dan perjudian.
Data yang dirilis menunjukkan, sebanyak 780 gereja dengan total jemaat sekitar 28.513 orang diamankan oleh 1.644 personel Polri, 150 personel TNI, dan 118 personel dari instansi lain.
Menurut Tumpal, upaya ini juga mencerminkan semangat kebersamaan lintas agama di Sumut.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak. Selamat Paskah, Tuhan memberkati,” tambahnya.
Sekretaris DPD Pewarna Sumut, Heryanson Munthe, menyoroti harmoni sosial sebagai aset utama provinsi tersebut.
“Perbedaan agama di Sumut tidak pernah jadi sumber konflik, justru saling menghormati. Saat satu agama merayakan hari besarnya, yang lain turut mendukung. Ini keunikan yang harus dijaga,” tegasnya.
Senada dengan itu, Bendahara Bartlomeus Sihotang menegaskan bahwa keberagaman adalah fondasi persatuan.
“Perbedaan di Sumut adalah kekuatan, bukan kelemahan. Mari terus merajut kebersamaan dalam keragaman ini,” pesannya.
Kapolda Sumut sebelumnya telah menginstruksikan penguatan pengawasan di lokasi ibadah, termasuk koordinasi dengan Forkopimda dan komunitas masyarakat. Langkah ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam menciptakan keamanan inklusif, tanpa mengesampingkan toleransi.
Sebagai penutup, Pewarna Sumut mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memupuk kebhinekaan dan menolak segala bentuk polarisasi.
“Kuncinya adalah kolaborasi. Dengan kerja sama, Sumut akan tetap jadi contoh toleransi,” pungkas Heryanson. (HMTB)

