Ketika Rumah Menjadi Kantor: Menjawab Dilema Ibu Modern

Oleh: Resi Julita (Dosen STIESNU Bengkulu)

Tintabangsa.com – Ketika Rumah Menjadi Kantor: Menjawab Dilema Ibu Modern” mencerminkan perubahan besar dalam struktur kehidupan sosial dan ekonomi, terutama yang terjadi selama dan setelah masa pandemi. Fenomena work from home (WFH) membawa tantangan tersendiri bagi para ibu yang harus menjalankan dua peran besar sekaligus: sebagai pekerja profesional dan pengelola rumah tangga. Rumah yang dulunya menjadi tempat istirahat dan pusat keluarga, kini berubah fungsi menjadi ruang kerja yang menuntut profesionalisme dan produktivitas.

Perubahan ini memunculkan dilema besar bagi ibu modern. Di satu sisi, mereka mendapatkan fleksibilitas waktu dan bisa lebih dekat dengan anak-anak. Namun di sisi lain, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi kabur. Banyak ibu mengalami kelelahan emosional karena harus membagi perhatian antara rapat virtual dan kebutuhan rumah tangga yang terus berjalan tanpa henti. Akibatnya, muncul tekanan psikologis dan perasaan bersalah, baik ketika gagal memenuhi ekspektasi kantor maupun saat merasa tidak cukup hadir untuk keluarga.

Selain aspek emosional, ada juga persoalan struktural yang dihadapi ibu modern. Sebagian besar sistem kerja masih didesain dengan asumsi pekerja yang tidak memiliki beban ganda di rumah. Minimnya dukungan seperti layanan penitipan anak yang fleksibel, cuti yang cukup, atau kebijakan perusahaan yang ramah keluarga membuat beban kerja ganda sulit diatasi. Hal ini menunjukkan perlunya reformasi kebijakan baik di tingkat organisasi maupun pemerintah untuk menciptakan ekosistem kerja yang lebih adil bagi perempuan.

Namun, di balik tantangan tersebut, ada pula peluang. Banyak ibu menemukan cara kreatif untuk menata ulang ritme hidup mereka. Sebagian berhasil menciptakan ruang kerja di rumah yang nyaman, membangun disiplin waktu, dan bahkan memulai usaha mandiri berbasis digital. Mereka membentuk komunitas daring untuk saling berbagi strategi dan dukungan emosional. Ini menunjukkan bahwa ibu modern tidak pasif dalam menghadapi dilema, tetapi justru beradaptasi dengan cara yang inovatif.

Kesimpulannya, ketika rumah menjadi kantor, ibu modern dihadapkan pada dilema kompleks antara profesionalisme dan peran domestik. Untuk menjawab tantangan ini, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak: dukungan pasangan, kebijakan ramah keluarga dari perusahaan, serta kesadaran sosial yang lebih luas tentang pentingnya peran ganda perempuan. Transformasi ini bukan hanya tentang penyesuaian ruang fisik, tetapi juga tentang pembaruan cara pandang terhadap kerja, keluarga, dan keseimbangan hidu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *