Lebong, tintabangsa.com – Banyak sorotan masyarakat terkait ramainya isu Lesbian, Gay, Bisexsual dan Transgender (LGBT) di Indonesia tak terelakkan di Kabupaten Lebong.
Berdasarkan data yang disampaikan RMOL.id pada tahun 2018 di Kabupaten Lebong baru terdata sejumlah 67 orang yang berani mempublikasikan bahwa mereka merupakan bagian dari minoritas kaum LGBT tersebut.
Kegiatan Kontes Waria di Kabupaten Lebong pada Mei lalu menjadi sorotan bagi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (BEM KBM) Universitas Bengkulu (UNIB).
BEM KBM UNIB menganggap kontes-kontes waria tersebut merupakan bagian dari sosialisasi dan normalisasi perilaku LGBT di lingkungan masyarakat.
Hal ini disampaikan BEM KBM UNIB melalui postingan sosial medianya.
Di postingan tersebut, BEM KBM UNIB mempublikasikan buletin yang memuat terkait fenomena LGBT serta bagaimana solusi pemerintah terkait penanganan maraknya fenomena tersebut.
Dalam buletin yang dipublikasi BEM KBM UNIB, Kabupaten Lebong menjadi sorotan setelah kegiatan kontes waria di Kabupaten Lebong disaksikan oleh anak-anak dibawah umur viral di akun instagram frix.id.
Menanggapi hal itu, Bupati Lebong Kopli Ansori angkat bicara.
Menurut Kopli Ansori, perlu dilakukan kajian secara mendalam terkait permasalah terkait LGBT ini.
“Tidak bisa kalau untuk mengambil kebijakan karena perlu dilakukan kajian secara sosial maupun kultural,” ujar Kopli saat diwawancarai usai penyerahan hasil survey bacawabup di Sekretariat DPD PAN Kabupaten Lebong, Senin (24/6/2024).
Fenomena yang terjadi, menurut Kopli Ansori tidak bisa ditelan mentah-mentah dan langsung dibuat kebijakan untuk pemberantasan.
“Kita tidak bisa menuduh seseorang itu gay atau lesbian karena hal tersebut merupakan privasi seseorang, jadi harus dikaji secara personalnya. Kalau untuk kebijakan belum bisa dibahas sekarang,” ujar Kopli.
Sekretaris DPD PAN Kabupaten Lebong, Pip Haryono ikut berkomentar dan mengajak seluruh stakeholder untuk terlibat.
“Ini juga termasuk kerja-kerja media, dengan tidak membuat terkenal hal-hal semacam LGBT itu sudah membantu meminimalisir penyebaran,” terang Pip Haryono disela-sela diskusi.
Hadir pula di lokasi, Silvy Anjasari, anggota DPRD terpilih untuk 2024.
Silvy bersepakat bahwa harus ada kajian mendalam yang tentunya tidak menghakimi.
“Ada yang kemayu karena hormonal, dan memang ada yang betul-betul orientasi seksualnya menyimpang, tapi itu masuk ranah pribadi dan tidak sembarang orang bisa masuk ke urusan privasi orang lain. Semoga bisa ditangani,” ujar Silvy.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong sudah melakukan upaya pencegahan penularan penyakit menular seks semacam HIV/AIDS dengan melakukan sosialisasi-sosialisasi kepada kelompok rentan.
Kelompok rentan merupakan sebutan bagi masyarakat yang rentan terpapar penyakit menular seks. (AK/TB)