Nias, Tintabangsa.com – Sejumlah warga kembali memperbaiki jembatan darurat dengan alat dan bahan kayu seperti balok serta papan seadanya sumbangan milik masyarakat setempat. Jumat (29/12/2023).
Jembatan darurat itu berada di Desa Ladea, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatera Utara tak kunjung mendapat perbaikan dari pemerintah daerah setempat, sehingga jembatan darurat mengalami kerusakan.
Menurut warga setempat bernisial HN (40) mengatakan bahwa perbaikan jembatan ini dilakukan secara swadaya lantaran Pemerintah Daerah setempat dianggap belum ada perhatian.
“Jembatan ini menjadi salah satu akses utama warga. Setiap hari jembatan itu dilalui aktivitas warga, “Ungkapnya.
Ianya sangat berterimakasih dan bersyukur kepada masyarakat karena sudah berperan aktif dalam perbaikan jembatan tersebut secara gotongroyong.
“Kami berharap kepada Pemerintah Daerah setempat dapat memperbaiki jembatan itu secara permanen, ” Harap HN.
Diketahui sebelumnya, salah satu jembatan darurat Saerutano yang menghubungkan Kecamatan Gido menuju Kecamatan Hiliserangkai dan Kecamatan Gunungsitoli Idanoi rusak parah dan hingga kini susah dilintasi pejalan kaki apalagi pengendara sepeda motor.
Jembatan itu berada di Desa Ladea, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Jembatan darurat itu tak kunjung mendapat perbaikan dari pemerintah daerah setempat, sehingga jembatan darurat mengalami kerusakan.
Pengendara yang melintasi jembatan itu mengatakan, di kiri dan kanan jembatan terdapat jurang dan tak ada jalan alternatif, sehingga mau tidak mau terpaksa warga memarkir kendaraan di lokasi ujung dermaga.
Ketua DPRD Kabupaten Nias, Alinuru Laoli saat dimintai tanggapannya mengakui kondisi jembatan tersebut itu benar dan dia prihatin melihatnya. Menurut dia, jembatan tersebut tidak dihiraukan pemerintah daerah.
“Jujur, saya sudah bosan menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Nias untuk dibangun tetapi tidak dihiraukan atau tidak peduli,” kata Alinuru Laoli pada wartawan, Kamis (27/12/2023).
Alinuru menegaskan, dia sebagai wakil rakyat menyarankan supaya pemerintahan Desa Ladea, Ehosakhozi, Sisobahili dan juga bersama Pemerintah Desa Hilimbowo idanoi dan Tuhegeo II melakukan audensi kepada kepala daerah tentang penanganan jembatan ini.
“Seharusnya kepala daerah menganggarkan pembangunan jembatan tersebut nanti di perubahan APBD 2024, ” kata Alinuru.