Mukomuko, tintabangsa — Seorang praktisi pertanian organik yang juga penyuluh swadaya asal Aceh Tamiang, Admansyah Lubis bakal melakukan penyuluhan di Kabupaten Mukomuko.
Ini kesempatan bagi petani di Mukomuko untuk menimbah ilmu dari seorang ahli pertanian organik, guna mengatasi masalah pupuk mahal serta langka dan kerusakan lahan saat sekarang ini.
Makan manfaatkan kesempatan ini. Sebab sesi penyuluhannya terbuka untuk umum. Cek jadwal dan lokasinya.
Admansyah Lubis seorang insinyur penemu mikroba/bakteri yang mampu memproses pupuk organik dengan cepat, hanya hitungan jam langsung bisa diaplikasikan/dipupukkan.
Tidak hanya itu, dengan temuannya bisa mengembalikan kesehatan tanah yang sudah mulai rusak. Bukan saja untuk tanaman pangan dan hortikultura, tapi juga untuk tanaman perkebunan seperti sawit.
Dikalangan petani dan penyuluh swadaya, Admansyah Lubis lebih akrab disapa Profesor. “Prof Lubis”.
Kerhadiaran Prof Lubis ke Mukomuko ini berkat usaha beberap petani muda Kecamatan V Koto, M. Hasan Asari dan petani perempuan muda Kecamatan Air Rami, Rini Kusriati.
Ketika dikonfirmasi, Sabtu (15/7) Ari sapaan akrab M. Hasan Asari menuturkan, ia sudah lama merayu Prof Lubis untuk datang ke Mukomuko.
“Saya sudah lama kontak-kontak dengan Prof di grup penyuluh swadaya. Akhirnya kami bisa jumpa di Penas Petani Nelayan 2023 di Padang kemarin. Setelah itu, kami mendapat waktu beliau. Beliau bisa datang ke Mukomuko,” beber Ari.
Ari mengatakan, Prof Lubis akan memberikan penyuluhan di Kabupaten Mukomuko selama 2 hari, yakni tanggal 19-20 Juli 2023. Selama 2 hari itu, Prof akan membuka 4 sesi di 4 lokasi berbeda.
“Hari pertama, Rabu pagi 19 Juli, sesi pertama penyuluhan digelar di Lapangan SMA 9 Mukomuko Desa Talang Sepakat, Kecamatan V Koto. Siangnya di Desa Arah Tiga, Lubuk Pinang,” sebut Ari.
“Hari kedua, di Kecamatan Teras Terunjam, dan lanjut di Kecamatan Penarik,” imbuhnya.
Ari menegaskan, siapapun bisa datang dan mengikuti penyuluhan pertanian organik yang disampikan Prof Lubis ini. Karena sifat penyuluhan merupakan edukasi sosial.
Ari meyakinkan, dengan metode pertanian organik, bisa untuk berkali-kali. Pertama produktivitas pertanian bisa meningkat dan biaya operasional bisa lebih hemat setidaknya 50 persen dari penggunaan pupuk dan bahan kimia.
“Alhamdulillah, kami bersyukur akhirnya Prof Lubis berkesempatan menebar ilmu dan menyebarkan temuanya di Mukomuko. Saya berharap, ilmu Prof nanti bisa jadi solusi petani daerah kita,” papar Ari.
Ditambahkan Air, berkat tangan dingin dan kesabaran Prof Lubis yang pernah menjadi tenaga ahli pertanian hortikultura di Qatar, saat ini petani Aceh Tamiang tidak lagi ketergantungan dengan pupuk kimia.
Sudah banyak petani pangan, hortikultura, maupun perkebunan memanfaatkan metode pertanian organik ala Prof Lubis untuk meningkatkan produksi pertanian. Bukan saja perorangan dan kelompok, tapi juga perusahaan.
“Masya Allah. Prof ini menurut saya luar bias. Sekali lagi saya bersyukur, beliau mau datang ke Mukomuko memberikan penyuluhan,” demikian Ari. (sam)