Wow, Indonesia Masuk Kategori Negara Fatherless Ketiga di Dunia

Parenting, tintabangsa.com – Istilah fatherless mungkin masih sangat asing di telinga para orang tua dibanding istilah brokenhome atau single mom. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, fatherless berarti “kekurangan ayah”.

Dalam konteks parenting, fatherless merupakan penyebab dari kurangnya peran ayah dalam membantu figur ibu dalam merawat anak. Hal ini bukan hanya terjadi pada anak yang menjadi korban perceraian, tetapi juga dapat terjadi pada anak yang hidup dengan keluarga lengkap namun tidak merasakan peran ayah secara total dalam proses tumbuh kembang anak.

Indonesia menjadi negara ketiga di Dunia yang menyandang gelar Fatherless, hal ini disebabkan oleh masih tertanamnya pola patriarki dalam polsa asuh anak. Seperti disampaikan dalam video yang diunggah akun instagram milik @igdailyjour, beberapa anak di Indonesia seringkali merasa untuk berkomunikasi dengan seorang ayah merupakan hal yang sangat dilakukan, apalagi saat akan meminta izin untuk keluar pada jam malam.

Dampak Fatherless pada Kepribadian Anak

Kekurangan peran ayah dalam kehidupan anak ternyata berdampak pada kepribadian anak di kemudian hari, apa saja sih, dampak-dampak fatherless bagi kepribadian anak?

Berikut penulis rangkum dari berbagai sumber mengenai dampak fatherless pada anak :

  • Rendahnya penghargaan atas diri sendiri atau self-esteem.
  • Merasa minder atau tidak percaya diri.
  • Merasa takut, cemas, dan tidak bahagia.
  • Merasa tidak aman secara fisik dan emosional.
  • Memiliki kemampuan akademik yang buruk.
  • Memiliki hubungan yang rumit dengan pasangan.
  • Masalah perilaku dan gangguan kejiwaan.
  • Berpotensi melakukan kejahatan atau kenakalan remaja.

Perlunya Keterlibatan Ayah Dalam Kehidupan Sehari-hari anak

Di Indonesia kebanyakan, peran ayah hanya diberatkan pada urusan finansial dalam rumah tangga. Figur ayah seringkali membuat sekat pada anak. Padahal dampaknya sangat besar bagi tumbuh kembang anak.

Kemudian, bagaimana seharusnya peran ayah dalam pembentukan kepribadian anak?

  • Mengajarkan anak untuk memecahkan masalah dengan solusi yang tepat.
  • Mengajarkan nilai-nilai penting dalam hidup sebagai bekal anak di masa depan.
  • Menjadi teman bermain bagi anak, terutama untuk permainan fisik.
  • Mengajarkan anak membedakan perilaku benar dan salah, serta memahami konsekuensi atas perilaku yang dilakukan.
  • Mengajarkan tanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Mengajarkan moral dan tatakrama agar anak dapat bertindak lebih bijak.

Nah, kira-kira keluarga kamu termasuk golongan fatherless atau bukan nih? 😁

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *