Nias Selatan, tintabangsa.com — Beredar isu liar dikalangan masyarakat soal lambatnya pengungkapan dan menangkap pelaku Pembunuhan Simaembowo Laia yang terjadi pada (18/02/2023) di Dusun IV, Desa Mandrowe, Kecamatan Siduaori, Kabupaten Nias Selatan akibat kekurangan biaya.
Kabar dan isu liar itu berkembang dan muncul dari pernyataan oknum Kades Mondrowe dikalangan masyarakat sehingga pihak keluarga korban semakin panik dan resah. Hal ini disampaikan A. Foni Laia Kepada wartawan. Selasa (16/05/2023).
Dijelaskannya, sampai saat ini kasus Pembunuhan Simaembowo Laia belum ada titik terang siapa pelaku dan ada apa dengan oknum Kepala Desa Mondrowe bernisial TL menghebohkan bahwa kasus Pembunuhan Simaembowo Laia sudah ditemukan siapa pelaku, bukti bukti sebagai petunjuk dan juga saksi-saksi perkara ini oleh polisi Telukdalam.
“Kami resah atas pernyataan Kades itu bahwa yang menjadi kendala adalah biaya-biaya polisi untuk melakukan penangkapan, “Ungkap Pihak Keluarga Korban.
Dijelaskan Ama Foni, selain isu itu oknum Kepala Desa Mondrowe selalu menyuarakan kepada masyarakat tentang pembunuhan itu dengan sudah disiram air panas dan seakan-akan sudah diketahui pelakunya.
“Atas pernyataan kepala Desa itu membuat kami semakin resah dan curiga, jangan jangan oknum kepala desa itu diduga terlibat pada kasus ini sehingga berani menyatakan hal tersebut, “Tegasnya.
Ditempat berbeda, salah satu saksi mengaku bahwa oknum kepala Desa Mondrowe pernah menawarkan dan memberikan biaya agar keterangannya mengubah dan menyesuaikan dengan keterangan saksi berinisial YL atau Ina Yeni.
“Saya dipengaruhi Kades Mondrowe agar memberikan keterangan sesuai arahannya. Jika tidak, ianya mengancam saya akan melepas sebagai jabatan LPM Desa Mandrowe, “Tuturnya.
Menurutnya, pihak keluarga korban merasa selalu dicurigai. Sementara, orang-orang yang dicurigai pihak keluarga korban hanya sebagai penonton terhadap kasus ini dan juga sebagai penonton terhadap tindakan-tindakan penyidik.
“Kami pihak keluarga korban hampir setiap hari dipanggil dan diperiksa di Sat Reskrim Polres Nias Selatan dan hasilnya tetap masih belum terungkap, “terangnya.
Ia mengungkapkan bahwa sebagai keluarga korban sangat mencurigai dan menduga beberapa saksi berinisial FH alias Ama Feda, YH alias Ama Roni dan Diki Hulu yang sedang disekitaran penemuan mayat korban pada saat itu.
Dimana, Inisial FH alias Ama Feda pernah memberikan keterangan bahwa sudah mengetahui dan melihat inisial FH alias Ama Roni, RN dan Diki datang ke arah kebun yang tidak jauh dari tempat penemuan mayat pada waktu pagi sebelum siang hari.
“Sudah tiga kali berturut-turut inisial YH datang dikebun berdekatan dengan kebun yang tidak jauh dari lokasi penemuan mayat dengan alasan memotong bambu. Sementara, bambu yang dipotong oleh YH tidak ada yang dibawa ke rumah, “Ungkapnya.
Kuasa Hukum Korban, Budieli Dawolo, SH menanggapi bahwa oknum Kepala desa Mondrowe diminta untuk diperiksa karena selalu mengalihkan perhatian penyidik supaya kecurigaan fokus pada keluarga korban.
Bukan hanya itu, Ianya juga memohon kepada pihak Polres Nias Selatan untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap terhadap YH. Dalam hal ini, bukan menuduh hanya menduga mengetahui pembunuhan tersebut.
“Kita sebagai Kuasa Hukum Korban telah menyurati pihak Polres Nias Selatan untuk menyampaikan informasi dan memohon pemeriksaan maupun pemeriksaan ulang manatau ada petunjuk dengan satu tujuan kita bersama adalah agar kasus pembunuhan tersebut bisa terungkap, “Pungkas Budieli.
Sementara, Kepala Desa Mondrowe, Tafaogosokhi Laia saat dikonfirmasi melalui via WhatsApp terkait apa yang menjadi dasar menghebohkan isu liar tersebut. Namun, hasilnya seakan-akan bungkam dan tak bertanggungjawab.
“Bgusnya konfirmasi aja langsung ya bos 🙏 Saya tunggu anda, “Jawab Kades dengan singkat.
Kasat Reskrim Polres Nias Selatan, Freddy Siagian saat dimintai tanggapannya terkait isu liar yang sedang beredar. Namun, diarahkan melalui Humas. “Langsung ke humas ya pak, “Tulis Freddy.
Lebih lanjut, ketika dikonfirmasi Humas polres Nias sesuai arahan kasat Reskrim Polres Nias Selatan dan sampai saat ini belum ada respon. (YL/TB)