Mukomuko, Tintabangsa.com – Rencana Pemerintah Kabupaten Mukomuko didalam Postur Anggaran APBD Perubahan 2022 yang mengalokasikan pengadaan Mobil Dinas Bupati Mukomuko Jenis Land Cruiser senilai 2,4 Milyar. Rencana Pemerintah tersebut dinilai banyak kalangan masyarakat, merupakan kebijakan yang melukai hati dan perasaan hati masyarakat Kabupaten Mukomuko.
Pasalnya, Jembatan Gantung Pondok Lunang Kecamatan Air Dikit yang sudah rusak parah dibiarkan terbangkalai, padahal jembatan gantung tersebut merupakan akses masyarakat.
Rencana Pemkab Mukomuko untuk pengadaan mobil dinas senilai Rp 2,4 Miliyar pada saat perekonomian masyarakat lagi tidak menentu, dinilai kurang tepat. Kondisi harga produksi hasil pertanian merosot tajam, harga sembako melambung tinggi dan harga pupuk juga makin tidak terkendali akibat naiknya BBM.
Ditambah lagi, masyarakat juga menilai bahwa kinerja Bupati Mukomuko selama ini juga belum menunjukkan prestasi yang bagus serta progres percepatan pembangunan juga stagnan.
Ketimpangan ini mendapat respon negatif dari sejumlah kalangan masyarakat, LSM NCW, LSM Suara Rakyat, dan LSM Lira Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Ketua LSM Lira Salman Alfaris dan Ketua NCW Zlatan Asikin dan Ketua LSM Suara Rakyat Junaidi menyebutkan, sangat miris sekali dengan kebijakan Pemkab Mukomuko yang merencanakan membeli mobil dinas senilai 2,4 Milyar, ditengah situasi ekonomi masyarakat dan daerah yang mengalami krisis luar biasa, pendapatan daerah yang minim dan prestasi bupati yang belum mampu ditunjukkan.
“Seharusnya Pemkab serta DPRD Kabupaten Mukomuko harus memikirkan masyarakat banyak, karena kurang lebih satu tahun Jembatan Gantung Pondok Lunang dibiarkan. Padahal jembatan tersebut merupakan akses perekonomian masyarakat Kecamatan Air Dikit, sekarang perekonomian masyarakat turun” Ujar Ketua LSM Lira Salman Alfaris.
Ketua LSM Suara Rakyat Junaidi menyebutkan bahwa pejabat daerah beserta dewan wakil rakyatnya tidak tau sama sekali dengan nasib masyarakatnya sehingga tidak ada empati dalam pengesahan-pengesahan anggaran APBD-P. “Berprestasi dahulu, fokus membenahi kebijakan yang kurang pas dan tingkatkan perekonomian daerah serta wujudkan perubahan nyata ditengah masyarakat.”ujar Junaidi.
Menurutnya Bupati harus tunjukan perubahan seperti saat kampanye waktu pilkada di Kabupaten Mukomuko.
“Mau menuntut fasilitas yang memadai dari daerah. Ini prestasi belum ada, tapi mau tampil prestisius, malulah kita dengan kondisi masyarakat dan keuangan daerah” tutur Junaidi.
Sambung LSM NCW Zlatan Asikin berharap, Bupati yang berasal dari latar belakang akuntan publik dan pengusaha, coba terapkan konsep mewirausahakan birokrasi Pemkab Mukomuko. “Ini biar birokrasi menjadi produktif dan mendatangkan income pendapatan bagi daerah, jangan hanya membelanjakan yang rutinitas saja” Ujar Zlatan Asikin.
Ketua LSM Lira Kabupaten Mukomuko, Salman mengungkapkan idealnya Bupati mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat umum terlebih dahulu yang mendambakan perubahan dan perbaikan ekonomi. “Jembatan pondok lunang itu akses utama satu satunya bagi masyarakat untuk mengeluarkan hasil produksi pertanian. Sekarang masyarakat bingung untuk mengeluarkan hasil panennya karena tidak ada akses jalan lain,” Ujarnya.
“Ini benar-benar kebutuhan mendesak dan darurat, kalau Bupati masih banyak mobil dinas lain yang bisa di manfaatkan, lagian Bupati juga jarang berada di Kabupaten Mukomuko, mau digunakan untuk apa mobil semahal itu yang notabenenya kebutuhan yang kurang urgent,”tutup Salman. (TB)