Bengkulu, tintabangsa.com, -Proses administrasi keuangan dana publikasi di Dinas Kominfosan Kota Bengkulu pasca ditunjuknya Lili Kartika Sari sebagai Sekretaris Dinas sekaligus sebagai Kuasa Pengguna Anggaran menjadi carut marut.
Diduga pembayaran tagihan publikasi di Dinas tersebut harus melalui persetujuan BH salah seorang pimpinan media berita lokal yang juga seorang pengacara muda.
Ini diungkapkan Herawansyah mantan Kepala Dinas (Kadis) PU Kota Bengkulu yang sekarang menjadi pengusaha media sesaat setelah melaporkan BH ke Polres Bengkulu atas dugaan pengancaman dan upaya menghambat pembayaran dana publikasi yang bukan haknya, Kamis (30/12/21).
“Siapa sih BH yang coba mengatur pembayaran dana publikasi. Diduga kalau minta pembayaran dana publikasi harus minta persetujuan BH dulu, hal ini yang dilakukan Lili Kartika Sari saat Herawansyah mencoba menanyakan perihal proses pembayaran dana publikasi yang dikuasakan kepadanya,” kata Herawansyah.
“Saya juga minta dugaan keterlibatan BH dalam pengaturan dan penggunakan dana publikasi di beberapa dinas instansi di Kota Bengkulu ditindak tegas karena ada dugaan melanggar hukum,” kata Doktor Ilmu Politik ini yang juga ahli dan pengajar pengadaan barang dan jasa ini.
Dikatakan Herawansyah, kejadian bermula saat Ia mendatangi Dinas Kominfosan Kota Bengkulu pada Kamis (30/12) sekitar jam 17.00 WIB untuk menanyakan tindak lanjut pembayaran dana publikasi yang telah disepakati pada saat pembayaran awal tanggal 17 Desember 2021.
“Untuk pembayaran selanjutnya menurut Lili akan dilakukan melalui LS karena uang persediaan (TU) sudah habis dan sampaian Lili ini sudah saya sampaikan pula kepada Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Kota Bengkulu Eko Agusrianto dan PPTK dana publikasi, Hendri,” kata Herawansyah.
Berbekal hal tersebut, Ia mendatangi Dinas Kominfosan Kota Bengkulu untuk menanyakan sisa pembayaran tersebut secara baik-baik.
“Saat ditanyakan kepada Lili Kartika Sari, Lili sempat mengatakan bahwa pembayaran saya dicoret Pak Kadis (Eko Agustianto), padahal paginya saya sudah ketemu Pak Eko, bahkan Pak Eko meminta saya segera mengurus pencairan. Pak Eko tidak pernah mencoret pembayaran media yang dikuasakan kepada saya. Saya juga sempat koordinasi dengan PPTK pembayaran dana publikasi dan tidak ada masalah,” kata Herawansyah.
“Nah saat saya bertanya kepada Lili untuk menanyakan pembayaran dibayar apa tidak, Lili langsung memanggil BH. BH mengatakan bahwa pembayaran media saya dicoret, padahal sudah dijanjikan akan dibayar melalui LS. Saya tidak memperdulikan BH tetapi saya sempat mengatakan kepada Lili urusan ini bukan urusan BH tapi urusan antara saya dan Lili sebagai KPA. Pada saat itu dengan nada keras BH juga sempat mengancam dan mengejar saya sampai ke pintu pagar depan dengan disaksikan awak media,” kata Herawansyah.
Akibat hal tersebut terjadilah keributan antara Herawansyah dengan BH. Bahkan Herawansyah sempat diancam dan diburu oleh BH sampai ke pintu pagar depan.
“Kalau saya tidak dilindungi kawan-kawan wartawan, pasti saya sudah babak belur dipukul BH,” kata Herawansyah.
“Seluruh pembicaraan saya melalui WA dengan Lili sudah saya screenshot dan akan saya jadikan bukti kalau Lili Kartika Sari mangkir,” kata Herawansyah.
“Atas petunjuk penyidik, saya diminta melaporkan masalah pengancaman saja sedang mengenai pembayaran masih ada waktu sampai hari ini. Kalau tidak juga dilakukan pembayaran hari ini, baru Bapak laporkan masalah pembayaran tersebut,” kata salah satu penyidik kepada Herawansyah.
Ditempat terpisah, Saksi Ry yang melihat kejadian itu sempat melerai keributan agar jangan sampai terjadi baku hantam.
“Benar saya melerai mereka dan berupaya untuk mendamaikan keributan itu,” ujar Ry dikutip dari Pialing.com.
Ry menyampaikan, Kejadian ini bermula karena ketidaktegasan KPA Ibu lily tentang siapa dan media mana saja yang bisa di usulkan untuk melakukan pencairan di Dinas Kominfosan Kota Bengkulu.
“Kami juga masih menunggu semua nya, apakah bisa cair apa tidak,” tutup Ry.(***)
(sumber siberzone.id)
